4.25.2018

>> LUKISAN PANGERAN DIPONEGORO DENGAN JUBAH DAN KERIS KEBESARANYA

Lukisan Pengeran Diponegoro dengan jubah kebesaranya berwarna putih, serta keris pusaka Bondoyudo, sosok Pangeran Diponegoro dalam lukisan karya seni tinggi, dilukis oleh pelukis master Heno Airlangga dengan tehnik dan nuansa seni berbeda, namun nampak begitu elegan unik dan berkelas.

Pangeran Diponegoro, terlahir dengan nama Bendoro Raden Mas Mustahar di Keraton Yogyakarta pada 11 November 1785 tepat menjelang fajar, adalah salah satu Pahlawan Nasional paling dikenal karena perjuangannya melawan Belanda. Diponegoro bahkan dinobatkan sebagai pahlawan terbesar tanah Jawa abad 19.

" Pangeran Diponegoro dengan pakaian kebesaranya "
Karya Heno Airlangga
Ukuran: 150cm x 100cm
Media: Acrylic on canvas
Tahun: 2018

Pangeran Diponegoro adalah satu-satunya bangsawan Jawa yang berani maju berperang melawan Belanda saat itu. Meski sebelum Perang Jawa II berkobar sudah ada pemberontakan dan perlawanan, namun baru hanya Pangeran Diponegoro yang mampu mengobarkan peperangan dalam skala besar.

Diponegoro adalah pemimpin perang modern pertama dalam sejarah Indonesia. Selain mahir melakukan gerilya, Pasukan Diponegoro juga sangat terorganisir dan didesain seperti tentara Utsmaniyah. Diponegoro bahkan mampu mempersenjatai pasukannya layaknya tentara Eropa.

Dengan baju koko tanpa kerah, sorban dan selendang, Diponegoro tampak begitu gagah. Terlebih ada sebilah keris pusaka ampuh yang terselip di dadanya, itulah keris pusaka Kyai Bondoyudo.

Keris Bondoyudo, bukanlah sembarang keris. Bondoyudo ditempa saat perang sedang berkobar dan pasukan Diponegoro banyak meraih kemenangan. Pada awal masa perang sekitar Juni 1825, Diponegoro selalu mengenakan keris pusaka kyai Abijoyo yang sangat dikeramatkan dan jarang beliau kenakan.

Keris inilah yang selalu setia menemaninya hingga akhirnya menemui masa-masa sulit pasca pertempuran Gawok yang termashyur itu. Kyai Bondoyudo selalu menjadi penyemangat dirinya dan juga pasukannya dalam mengobarkan peperangan melawan Belanda.

Saat itu, Pangeran Diponegoro seperti tak mempan oleh peluru dan berkali-kali lolos dari kepungan pasukan Belanda. Diponegoro bahkan mampu lolos saat dirinya sudah terkepung oleh pasukan gerak cepat Brigade 11 Belanda yang dimpimpin Michels. Ia juga tak pernah tertangkap meski kepalanya disayembarakan dan dihargai ribuan Gulden. Hingga akhirnya, Pangeran Diponegoro terjebak pada Maret 1830.

Selain keris Bondoyudo, ada beberapa benda pusaka miliknya yang disita dan dibawa ke Belanda yang diantaranya adalah Tombak Cokro dan Tombak Rhonda. Beberapa tahun terakhir, pusaka milik Pangeran Diponegoro termasuk salinan asli buku biografinya dan juga pelana kuda lalu dikembalikan ke Indonesia setelah beratus tahun berada di Eropa.

Kisah kepahlawanan Diponegoro dan kekuatan mistis Keris Kyai Kanjeng Bondoyudo tetap menjadi bahasan menarik bagi para sejarawan. Keris ini dikubur bersama jasad sang Pangeran di pemakaman umum Kampung Melayu, Makassar. Saat menjalani sisa usianya sebagai tahanan di Benteng Fort Rotterdam.

Informasi harga dan pembelian lukisan:
Email: javadesindo@gmail.com
Telp-Whatsapp: 081 329 7 329 11

1 comment:

Pembuat Seragam Drumband said...

Terimakasih, artikelnya sangat bermanfaat sekali.
jangan lupa untuk mengunjungi kami di Pembuat Seragam Drumband