Translate

2.22.2025

>> LUKISAN INI BUKAN SEKEDAR OBJEK SENI YANG DIAM, MELAINKAN SEBUAH RUANG YANG MEMPROVOKASI PEMIKIRAN


Judul: Afirmasi sesat berbungkus kesucian
Pelukis: Heno Airlangga
Ukuran: 
150cm x 250cm
Media: Cat Acrylic diatas kanvas
Tahun: 2019
Harga: Rp.35.600.000;


Ulasan Kuratorial: "Afirmasi Sesat Berbungkus Kesucian" karya Heno Airlangga

Karya berjudul "Afirmasi Sesat Berbungkus Kesucian" ini adalah sebuah pengalaman visual yang tidak hanya berbicara melalui warna dan bentuk, tetapi juga menyelipkan makna filosofis yang menggelitik kesadaran. Dengan dimensi yang monumental (150 cm x 250 cm), lukisan ini bukan sekadar objek seni yang diam, melainkan sebuah ruang yang memprovokasi pemikiran, mengajak kita menelusuri kompleksitas gagasan yang melekat pada lapisan-lapisan catnya.


Teknik dan Eksekusi: Ketubuhan dalam Ekspresi

Heno Airlangga mengadopsi teknik finger painting—sebuah metode yang membebaskan medium dari batasan kuas dan alat bantu konvensional, mengandalkan gestur tubuh sebagai alat utama dalam menorehkan warna. Teknik ini menciptakan hubungan langsung antara seniman dan kanvas, menghadirkan jejak-jejak sentuhan yang lebih visceral, lebih personal, dan lebih dekat dengan ekspresi batin.

Lapisan cat tebal bertekstur memperkuat dimensi taktil dari karya ini, menambahkan kedalaman yang bisa dirasakan bukan hanya secara visual tetapi juga secara inderawi. Goresan yang terlihat spontan sebenarnya mengandung ritme tersendiri—di mana tarikan-tarikan warna tampak mengikuti suatu alur yang tak terprediksi namun harmonis. Hal ini menciptakan kesan keorganikan yang mengingatkan kita pada proses-proses alamiah, seperti erosi, sedimentasi, atau bahkan pembentukan lanskap mental yang terbentuk oleh pengalaman dan keyakinan kita.


Komposisi dan Warna: Lanskap Ambigu antara Realitas dan Ilusi

Tekstur warna yang dipilih Heno Airlangga didominasi oleh nuansa bumi—kuning oker, sienna terbakar, hitam pekat, putih kapur, serta semburat hijau kebiruan yang menyelinap di beberapa bagian. Warna-warna ini memiliki resonansi dengan unsur-unsur alam seperti bebatuan yang terkikis, tanah yang mengering, atau gua-gua purba yang menyimpan jejak peradaban yang lama terkubur.

Namun, lebih dari sekadar gambaran lanskap, komposisi dalam lukisan ini bersifat ambiguous—tidak ada titik fokus yang jelas, tidak ada figur eksplisit yang membimbing pemirsa dalam membaca narasinya. Justru dari keambiguan ini, lukisan ini menjadi semacam ruang kontemplatif, tempat pemirsa dipersilakan menafsirkan bentuk-bentuk yang muncul dan menghilang di antara lapisan warna.

Ada kesan seakan kita melihat sesuatu yang nyata—mungkin tebing curam yang meneteskan air, mungkin rekahan tanah yang menganga—tetapi di saat yang sama, kita juga bisa merasa bahwa ini hanyalah ilusi, seperti bentuk-bentuk yang muncul dalam mimpi atau imajinasi. Ini sejalan dengan gagasan dalam judulnya: "Afirmasi Sesat Berbungkus Kesucian"—sebuah pernyataan yang terdengar tegas, tetapi bisa jadi menyesatkan dalam makna yang lebih dalam.


Konseptualisasi: Menyingkap Ketegangan antara Keyakinan dan Kekeliruan

Judul yang diberikan pada karya ini bukan sekadar hiasan, tetapi sebuah kunci yang mengundang kita untuk membaca lapisan makna yang lebih dalam.

"Afirmasi" mengacu pada kepastian, keyakinan, dan penerimaan sesuatu sebagai kebenaran. Namun, ketika digabungkan dengan kata "sesat", muncul kontradiksi yang memunculkan pertanyaan: bagaimana mungkin sesuatu yang diyakini benar ternyata keliru? Bagaimana mungkin sesuatu yang tampak suci ternyata hanya selubung belaka?

Di sinilah lukisan ini berfungsi sebagai refleksi dari pengalaman manusia dalam menghadapi dogma, ideologi, atau bahkan persepsi pribadi tentang realitas. Bentuk-bentuk abstrak yang tak menentu dalam karya ini bisa diinterpretasikan sebagai gambaran dari keyakinan yang terus bergeser, selalu terbuka untuk ditafsir ulang, sebagaimana manusia sering kali menemukan dirinya di persimpangan antara kepercayaan dan keraguan.

Goresan tebal yang kontras antara terang dan gelap menciptakan sensasi tarik-ulur antara kejelasan dan distorsi—seolah ada sesuatu yang hendak diungkap, tetapi tertahan, seperti kebenaran yang buram di balik kabut dogma.


Kesimpulan: Sebuah Narasi Visual yang Menggugah Kesadaran

Heno Airlangga, melalui karya ini, telah menghadirkan lebih dari sekadar lukisan. Ia menciptakan ruang untuk berpikir, tempat bagi pemirsa untuk menelusuri lanskap batinnya sendiri. Dengan teknik finger painting yang menambah aspek fisikalitas dalam ekspresi, warna-warna yang menghadirkan kehangatan sekaligus kegelisahan, serta konsep yang menantang pemahaman tentang kebenaran dan ilusi, lukisan ini berfungsi sebagai jendela menuju pertanyaan yang lebih besar tentang bagaimana kita memahami dunia dan diri kita sendiri di dalamnya.

Sebagaimana lanskap yang tampak berubah-ubah dalam komposisi karya ini, demikian pula realitas dan kebenaran dalam kehidupan—selalu bergerak, selalu bisa ditafsir ulang.

Lukisan ini bukan sekadar untuk dinikmati, tetapi untuk direnungkan.

Lukisan stok tersedia, lukisan karya pelukis master terkenal Heno Airlangga, JAVADESINDO Art Gallery melayani pemesanan dan pengiriman lukisan ke seluruh Indonesia, gratis ongkos kirim.

Informasi dan pembelian:
Email: javadesindo@gmail.com
Telp-Whatsapp: 081329732911

No comments: