Lukisan ini menyajikan sebuah sindiran sosial yang sangat jelas, berani, dan penuh makna. Sosok tikus dalam karya ini bukan sekadar hewan biasa, tetapi simbol yang sudah lama digunakan untuk menggambarkan orang-orang serakah, koruptor, atau mereka yang hidup dari hasil kejahatan, dengan menggerogoti harta rakyat.
Yang menarik, tikus dalam lukisan ini digambarkan begitu elegan: berpakaian jas mewah bergaris, mengenakan dasi, dengan kacamata hitam besar yang menambah kesan percaya diri. Ini adalah gambaran dari orang-orang yang secara lahiriah tampil rapi, terhormat, bahkan mungkin disanjung, tetapi di balik semua itu mereka adalah tikus — makhluk rakus yang hanya memikirkan perut sendiri.
Lebih jauh, tikus itu berdiri gagah di atas sebuah jet pribadi. Jet ini menjadi simbol kemewahan luar biasa, kekayaan yang berlebihan, dan gaya hidup yang jauh dari kata sederhana. Tapi kita tahu, kekayaan semacam itu dalam konteks lukisan ini bukan hasil kerja keras yang jujur, melainkan hasil korupsi dan manipulasi. Dengan penuh percaya diri, si tikus menatap langit, seolah-olah tidak ada yang bisa menyentuhnya. Ini adalah gambaran dari perilaku koruptor yang merasa aman, terlindungi oleh kekuasaan, koneksi, atau sistem yang tidak adil.
Latar belakang langit biru dengan awan yang tercemar asap coklat mempertegas dampak dari kerakusan itu. Langit yang seharusnya bersih, justru dipenuhi polusi — simbol dari kerusakan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang diakibatkan oleh tangan-tangan korup. Di balik kekayaan si tikus, ada penderitaan yang tidak terlihat: rakyat yang susah, proyek mangkrak, layanan publik yang buruk, dan ketidakadilan yang semakin merajalela.
Yang lebih mencolok, ukuran tikus dalam lukisan ini sangat besar, bahkan lebih besar dari pesawat jet itu sendiri. Ini menunjukkan bahwa kerakusan, keserakahan, dan kekuasaan si koruptor sudah melampaui batas. Ia sudah tidak bisa dikendalikan, lebih besar dari hukum, lebih besar dari negara. Inilah potret nyata bagaimana korupsi bisa menjadi raksasa yang menakutkan ketika tidak ada keberanian untuk memberantasnya.
Pesan yang disampaikan lukisan ini sangat jelas:
Bahwa ada orang-orang yang hidup mewah di atas penderitaan orang banyak. Mereka adalah “tikus” berjas rapi yang terus menghisap kekayaan negara, melenggang dengan pesawat pribadi, sementara rakyat hanya bisa melihat dari bawah. Mereka merasa tak tersentuh, tak peduli, dan terus melaju. Namun, lukisan ini juga menjadi pengingat: sebesar apa pun tikus itu, pada akhirnya ia tetaplah tikus yang mengotori, merusak, dan suatu saat harus diberantas.
Lukisan stok tersedia, lukisan karya pelukis master terkenal Heno Airlangga, dilengkapi sertifikat keaslian lukisan langsung bertanda tangan pelukis, JAVADESINDO Art Gallery melayani pemesanan dan pengiriman lukisan ke seluruh Indonesia, gratis ongkos kirim.
Email: javadesindo@gmail.com
Tepl-Whatsapp: 081329732911
No comments:
Post a Comment