8.02.2016

>> LUKISAN MISTERIUS " SOSOK JOKOWI " KARYA MYURAN SUKUMARAN

Dalam perasaan hancur karena permohonannya untuk mendapatkan grasi ditolak, Myuran Sukumaran akhirnya mengambil kuas lagi. Subyek pertama yang ia lukis adalah orang yang memastikan dirinya akan dieksekusi.

Setelah beberapa minggu mengalami depresi, Sukumaran mulai melukis sosok Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi. Ia menyelesaikan lukisan itu pada 23 Januari 2015 tahun lalu dan menulis pesan pedih di sampingnya, "People Can Change" (Orang Bisa Berubah).

Menurut laporan harian Sydney Morning Herald, lukisan berjudul "Jokowi" itu merupakan salah satu lukisan paling bagus karya Sukumaran, anggota kelompok penyelundup narkoba yang dikenal dengan nama "Bali Nine".

Lukisan berjudul 'Jokowi' karya terpidana mati anggota 'Bali Nine' Myuran Sukumaran

Jokowi dilukiskan memandang ke kejauhan. Wajahnya yang tanpa ekspresi dan garis mulut yang sedikit turun mengindikasikan kurangnya belas kasih yang ia tunjukkan kepada si pelukis.

Seorang teman keluarga Sukumaran mengatakan, "Dia bergelut dengan banyak perasaan selama beberapa minggu. Melukis merupakan pengungsiannya. Setelah ia melukis gambar ini, ia kembali mengajar kelas-kelas melukis di Kerobokan, yang telah membantu begitu banyak narapidana lain. Itu merupakan sebuah langkah penting bagi Myuran."

Jika lukisan-lukisan itu dijual, uang dari pekerjaan Sukumaran itu kemungkinan akan diinvestasikan kembali ke program rehabilitasi atau mendukung kelanjutan kelas-kelas kejuruan yang ia dirikan di penjara Kerobokan, termasuk kursus-kursus seninya.

"Myuran menginginkan lukisan-lukisan itu akan digunakan untuk membantu rakyat Indonesia," kata Oivind Zahlsen, yang mengorganisasi pameran karya para murid Sukumaran di Bali, Jumat (6/3/2015) lalu.

Dalam sebuah wawancara dengan filsuf Norwegia yang bermukim di Bali, Ivar Schou, Sukumaran menjelaskan apa yang mendorong dirinya melukis dan mulai kelas seni. "Saya bisa duduk-duduk saja dan tidak melakukan apa pun. Saya bisa merusak atau saya bisa menjadi produktif. Hanya tiga hal itulah pilihan yang saya miliki di dalam sini. Menjadi produktif membuat saya bahagia," katanya dalam wawancara yang direkam, yang dipasok pembuat film, Karen Gall.

Seniman terkenal, Ben Quilty, memacu perubahan pada diri penyelundup narkoba itu untuk duduk di sebuah easel (semacam bangku) dan melukis lagi saat eksekusinya semakin mendekat. Quilty mengatakan kepada Fairfax Media pada Januari lalu bahwa Sukumaran kini seorang seniman seperti dulu lagi.

Myuran Sukumaran

Sukumaran juga dilaporkan melukis pemandangan murung dan phantasmagorical (tidak realistis) tentang Nusakambangan, tempat di mana dia kini tinggal dan menunggu proses eksekusi.

Sukumaran mengatakan kepada Schou pada Mei tahun lalu bahwa ia tidak membenci orang-orang yang menjatuhkan hukuman mati kepadanya. "Tidak. Saya terima bahwa apa yang saya lakukan itu salah. Saya tahu bahwa saya harus dihukum untuk hal itu, tetapi saya berpikir bahwa hukuman mati terlalu berlebihan dan saya harus diberi kesempatan... Saya pikir saya bisa melakukan banyak hal baik di luar jika saya bebas... Saya ingin melakukan hal-hal, seperti bekerja, dan membuat hal-hal baik dan membantu orang. Itulah yang saya harap bisa saya lakukan."

Pemerintah Australia masih terus berupaya untuk membatalkan eksekusi Sukumaran dan seorang anggota "Bali Nine" lainnya, yaitu Andrew Chan. Namun, pria yang ia lukiskan bergeming. Jokowi menegaskan, permohonan grasi terpidana tersebut telah ditolak dan itu tidak berubah.
(referensi)

No comments: