Translate

5.14.2025

>> Lukisan Kontemporer Modern, Membalik Dunia, Mencari Makna, saat Balita Belajar Swakontrol dan Selfie


ULASAN KURATORIAL

"Melihat dengan Cara Berbeda" 
Karya oleh Heno Airlangga 
Ukuran 150cm x 100cm
Media: Cat Akrilik diatas kanvas
Tahun: 2025
Harga: Rp.58.400.000;

Membalik Dunia, Mencari Makna: Saat Bayi Belajar Swakontrol dan Selfie

Begitu mata kita menangkap gambar seorang bayi dengan ekspresi heran sekaligus takjub, dalam posisi yang nyaris mustahil secara anatomi—kepala di bawah, pantat ke atas, kaki ke langit dan mata membelalak pada sebuah gawai—kita langsung tahu bahwa ini bukan sekadar lukisan bayi lucu. Ini adalah sindiran sosial, kode untuk zaman digital, dan pengingat lembut tentang betapa absurd dan lucunya kehidupan modern—semuanya dalam satu bingkai.

Heno Airlangga berhasil menangkap esensi zaman lewat sosok yang paling polos: seorang anak kecil. Dalam lukisan "Melihat dengan Cara Berbeda", kita tidak hanya disuguhi visual yang jenaka, tetapi juga narasi visual tentang keterbalikan peran, ketergantungan pada teknologi, dan betapa dunia masa kini seringkali terasa lebih masuk akal jika dilihat… dari posisi terbalik.


Anak, Gawai, dan Posisi yang Absurd

Posisi tubuh sang anak sangat menarik untuk dikaji secara simbolik. Tubuhnya terguling ke depan, dengan tangan menopang kepala, sementara kaki menari di udara. Ia tampak seperti baru saja jatuh—atau mungkin sengaja jungkir balik demi mendapatkan sudut pandang yang baru. Tapi apa yang ia fokuskan? Sebuah ponsel.

Tak ada mainan kayu, tak ada boneka beruang—yang ada hanya gawai hitam, benda kecil yang kini lebih sering menjadi penjaga gawang atensi anak-anak. Dan yang lebih menarik: ia tidak menangis, tidak kaget, tidak panik. Ia justru terpukau. Seolah kejatuhannya ke dunia digital adalah sebuah takdir yang menyenangkan.

Ini bukan sekadar bayi lucu. Ini adalah filosof kecil dalam popok, sedang menyelami dunia yang lebih besar dari layar yang ia genggam.


Teknologi sebagai “Mainan Baru”

Melalui pendekatan hiperrealistik nan karikatural, Heno menyampaikan betapa teknologi telah meresap ke usia paling dini. Ponsel pintar yang dulu hanya jadi alat komunikasi kini menjadi perpanjangan tangan pengasuhan, penghiburan, bahkan pendidikan. Tapi di sinilah pertanyaan besar muncul: apakah anak mengendalikan gawai, ataukah gawai yang kini mengasuh anak?

Wajah bayi dalam lukisan ini memberikan jawaban ambigu. Matanya bulat seperti planet kecil yang baru menyaksikan tata surya pertamanya—sebuah layar. Ekspresinya memadukan rasa ingin tahu dengan keterpanaan. Apakah ia sedang belajar alfabet, menonton kartun, atau hanya terpesona melihat cerminan dirinya di kamera depan? Kita tidak tahu. Dan justru ketidakpastian itulah yang membuat lukisan ini begitu kuat.


Melihat dari Sudut yang Tak Biasa

Judul "Melihat dengan Cara Berbeda" seolah menjadi kunci pembuka interpretasi. Ia bisa diartikan secara harfiah—si bayi memang dalam posisi terbalik—namun juga metaforis. Dunia digital telah memaksa generasi muda untuk “melihat” kehidupan secara radikal berbeda. Bahkan cara kita belajar, bermain, hingga bersosialisasi kini dimediasi oleh layar. Maka, dalam kelucuan ini, ada pesan yang menggelitik sekaligus menggelisahkan: dunia berubah, dan mungkin kita semua sedang terbalik tanpa sadar.


Catatan Akhir: Humor, Kepolosan, dan Kritik Lembut

Yang paling memukau dari karya ini adalah cara Heno Airlangga menyampaikan kritik sosial dengan cara yang lembut, tidak menggurui, dan dibalut humor visual. Tidak ada nada sarkastik, tidak ada pesimisme yang gelap. Justru dengan kelembutan dan kepolosan ekspresi si bayi, penonton dibuat berpikir: “Apakah kita masih bisa melihat dunia dengan keheranan yang tulus seperti ini?”

Lukisan ini mengajak kita—para orang dewasa yang seringkali terlalu serius dan sibuk menggulir layar—untuk menertawakan diri sendiri. Untuk sesaat, kita adalah si bayi itu: terguling, penasaran, dan masih saja terus mencari jawaban dari dunia yang semakin rumit.


Penutup: Dunia Baru, Cara Lama

Dalam satu pose sederhana yang dibekukan di atas kanvas, Heno Airlangga mengajak kita untuk berhenti sejenak, menertawakan kompleksitas modernitas, dan merenung: mungkinkah kebijaksanaan muncul justru saat kita membiarkan diri jatuh—lalu melihat dengan cara yang berbeda?

Atau mungkin... saat kita belajar bahwa dalam hidup, kadang-kadang satu-satunya cara untuk terhubung, adalah dengan membalikkan dunia terlebih dahulu.

Lukisan stok tersedia, lukisan karya seni tinggi dari pelukis master terkenal Heno Airlangga, Galeri kami melayani pemesanan dan pengiriman lukisan ke seluruh Indonesia, gratis ongkos kirim.

Informasi dan pembelian:
Email: javadesindo@gmail.com
Telp-Whatsapp: 081329732911

No comments: