Karya seni telah dikenal oleh manusia jauh sebelum peradaban manusia modern terlahir, berjuta - juta tahun yang lalu manusia purba telah mengenal karya seni, bukti ilmiah dari karya seni prasejarah telah ditemukan umumnya pada dinding Goa atau tembok tebing yang dibuat oleh orang-orang purba sebagai medium untuk menyampaikan pesan atau catatan-catatan peristiwa. Bentuk visual yang terdapat di dinding-dinding goa sebagai alat komunikasi antar manusia zaman dahulu.
Beberapa bukti penemuan karya seni buatan manusi purba, antara lain adalah Lukisan goa yang ditemukan di goa El Castillo Cantabria - Spanyol, Lukisan gua dan ceruk di Indonesia ada di Sulawesi Selatan, Sulawedi Tenggara, Kokas - Papua dan Maluku.
Tema - tema lukisan purba yang terdapat pada Goa - goa dan dinding tebing bertemaa cap tangan, hewan, manusia, dan semua memiliki makna sebagai bahasa komunikasi dalam kehidupan mereka sehari-hari. Namun juga ada yang lebih sakral yaitu berhubungan dengan keyakinan atau religi, sebagaimana tujuan pembuatan lukisan religi ini ada kaitannya dengan kepercayaan mereka yang bersifat religius. Artinya, karya seni tersebut dibuat tidak terkait langsung dengan tujuan artistik ( menambah keindahan suatu objek yang dilukis ), tetapi suatu usaha untuk dapat berkomunikasi dengan kekuatan supranatural.
Oleh karena itu, para peneliti memperkirakan bahwa ide melukis dinding gua pada awalnya merupakan suatu permohonan kepada kekuatan tertentu agar apa yang dikehendaki dapat tercapai, sesuai dengan apa yang dilukis. Mengenai lukisan cap tangan itu sendiri, seorang ahli purbakala Van Heekeren mengatakan bahwa lukisan itu ada hubungannya dengan upacara kematian dan kehidupan di alam lain (kehidupan setelah mati). Lebih jauh, Van Heekeren , dengan menggunakan studi etnoarchaelogy, mengaitkan antara cap tangan dan religi. Ia menyatakan bahwa cap tangan menggambarkan suatu perjalanan arwah yang telah meninggal yang sedang meraba-raba menuju ke alam arwah.
Selain itu, cap tangan juga merupakan suatu tanda bela sungkawa dari orang-orang yang dekat dengan yang mati. Umumnya lukisan yang ada di dinding gua-gua yang terdapat di Sulawesi Selatan berada pada tempat yang sulit dijangkau oleh tangan manusia (mendekati atap gua), sebagaimana yang terdapat di gua Leang-leang (Kabupaten Maros) dan gua Garunggung (Kabupaten Pangkep).
Semua yang digambarkan dalam lukisan gua pada masa prasejarah merupakan sebuah bentuk refleksi dari kehidupan yang di jalani pada masanya. Kehidupan manusia purba selalu tergantung pada alam dan alam merupakan tempat bagi mereka untuk menggantungkan hidup. Gua sebagai tempat mereka berteduh dan beristirahat atau sebagai tempat tinggal , dan salah satu tempat untuk mengekpresikan perjalanan hidup.
Lukisan pada dinding Goa dan tebing merupakan sebuah perwakilan kata-kata manusia pada masa itu yang ingin disampaikan kepada segenap masyarakatnya dan akhirnya menjadi bukti bagi manusia sekarang untuk mempelajarinya sekaligus merupakan inspirasi bagi seniman-seniman lukis untuk membuat sebuah karya lukisan dalam bentuk dan bahan yang berbeda.
Author Heno Airlangga
JAVADESINDO Art Gallery
Galeri online khusus lukisan berkelas
No comments:
Post a Comment