4.19.2017

>> JENDERAL BESAR SOEDIRMAN DALAM LUKISAN KARYA PELUKIS MASTER

Indonesia memiliki salah satu jenderal perang terbaik sepanjang sejarah. Ia adalah Jenderal Soedirman yang bahkan Presiden Soekarno pun sangat menghormatinya. Bahkan dijadikan tangan kanannya dalam berjuang menyelamatkan negeri ini dari Belanda yang ingin kembali menjajah dibantu dengan para tentara sekutu. Jenderal Soedirman berjuang mati-matian untuk membuat Indonesia terus merdeka dan diakui dunia internasional.

Salah satu yang paling terkenal dari Jenderal Soedirman adalah perang gerilya yang ia lakukan. Ia menempuh jarak ratusan kilometer untuk menyusun strategi perang terbaiknya untuk Belanda dan sekutu. Strategi-strategi perang yang dibuat Jenderal Soedirman akhirnya memberikan keuntungan bagi Indonesia.

" Pengabdian untuk NKRI " karya Heno Airlangga
Acrylic diatas kanvas, 150cm x 101cm, 2017

Perang gerilya yang dilakukan Jenderal Soedirman membuat Belanda mati kutu. Mereka tidak tahu jika Indonesia mampu membuat strategi sehebat ini. Apa yang dilakukan oleh Jenderal Soedirman disambut baik oleh banyak warga di Indonesia. Tanpa perang ini, nasib Indonesia mungkin masih berada di ujung tanduk.

Saat melakukan serangan gerilya, Jenderal Soedirman sebenarnya sudah mengalami sakit yang cukup parah. Ia mengidap TBC dan membuat paru-parunya menjadi rusak. Mengetahui hal ini, ia tetap berjuang demi membuat negeri ini diakui dunia. Perjuangan yang dilakukan olehnya akhirnya membuahkan hasil. Pada tanggal 27 Desember 1949 Belanda mengakui kedaulatan Indonesia secara resmi.

Sebulan berselang setelah Indonesia resmi diakui kedaulatannya. Sang jenderal yang sangat hebat ini akhirnya meninggal dunia. Penyakit parah yang menimpa dirinya ternyata mengambil nyawanya dengan cepat. Bahkan ia belum sempat menikmati negeri yang telah ia bela mati-matian hingga akhirnya diakui dunia internasional.

Inilah sekelumit kisah hidup Jenderal Soedirman yang sangat hebat itu. Meski akhirnya meninggal di usia yang muda, ia telah membawa perubahan besar bagi Indonesia.

No comments: