Translate

6.04.2025

>> karya Lukisan " Aseng " merupakan sindiran terhadap dominasi dan intervensi asing dalam sistem politik, ekonomi, dan budaya suatu bangsa


Ulasan Kuratorial: “Aseng” karya Heno Airlangga (2025)

Ukuran: 70 cm x 100 cm | Media: Lukisan cat akrilik diatas kanvas
Harga: Rp.35.000.000;

Deskripsi Visual

Lukisan ini menggambarkan sosok kartun laki-laki dengan ekspresi licik dan dominan, duduk santai di atas sofa mewah bergaya klasik Chesterfield. Ia mengenakan setelan jas rapi dan memegang ponsel di telinga, seolah tengah mengatur sesuatu dengan penuh kendali. Pencahayaan dramatis dengan sorotan dari kanan atas memperkuat nuansa teatrikal dan misterius. Warna dingin dan gelap yang digunakan mempertegas suasana penuh intrik.

Interpretasi Simbolik

Judul “Aseng” memiliki konotasi sosial-politik yang kuat di konteks Indonesia. Secara historis dan kultural, “Aseng” adalah istilah yang sering digunakan—dengan nada peyoratif—untuk menyebut kekuatan asing, sebagai metafora bagi pengaruh luar yang oportunistik dan manipulatif.

Dalam lukisan ini, Aseng tampil sebagai personifikasi kekuatan asing yang bekerja di balik layar, penuh percaya diri, berkuasa, dan terkesan tak tersentuh. Posisi tubuhnya yang tenang namun dominan, serta tatapan matanya yang tajam dan penuh tipu muslihat, menggambarkan sosok yang mengendalikan jalannya peristiwa dengan tenang dari balik layar kekuasaan. Ponsel di tangannya menjadi simbol komunikasi dan pengaruh global—ia mengatur, memata-matai, atau mengarahkan pergerakan dari jauh.

Makna dan Pesan

Secara tematik, karya ini merupakan sindiran terhadap dominasi dan intervensi asing dalam sistem politik, ekonomi, dan budaya suatu bangsa. Heno Airlangga, melalui karakter karikatural ini, menyampaikan kritik tajam bahwa kekuatan asing (Aseng) sering kali tampil lembut dan berkelas di permukaan, namun menyimpan agenda tersembunyi yang dapat membajak arah kemajuan nasional untuk melindungi kepentingan mereka sendiri.

Dalam narasi ini, kemajuan bangsa menjadi terhambat bukan karena tidak mampu, tetapi karena ada kekuatan yang mengganggu dari luar yang ingin memastikan posisi dominannya tidak tergoyahkan. Ini adalah bentuk penjajahan baru, bukan dengan senjata, tetapi melalui ekonomi, diplomasi, dan teknologi.

Konteks Kultural dan Politis

Karya ini sangat relevan dengan kondisi geopolitik kontemporer di mana negara-negara berkembang seringkali menjadi ladang eksploitasi ekonomi oleh korporasi atau negara besar. Dalam konteks Indonesia, narasi tentang "Aseng" juga berkaitan dengan ketegangan historis antara kedaulatan nasional dan pengaruh kekuatan asing yang kerap mengklaim ‘membantu’ tetapi sebenarnya mengatur dari balik layar.

Kesimpulan

“Aseng” adalah karya yang secara visual menggoda dan secara politis menggugah. Melalui estetika pop-surrealism dan alegori sosial yang kuat, Heno Airlangga mengajak kita untuk merenungi siapa sebenarnya yang mengendalikan arah bangsa ini—dan apakah kita cukup sadar serta berdaya untuk membebaskan diri dari cengkeraman kekuasaan yang tidak terlihat itu.

Lukisan stok tersedia, lukisan berkualitas karya seni tinggi pelukis master terkenal Heno Airlangga, lukisan dilengkapi sertifikat keaslian lukisan bertanda tangan pelukis langsung,  JAVADESINDO Art Gallery melayani pemesanan dan pengiriman lukisan ke seluruh Indonesia, gratis ongkos kirim.

Informasi dan pemesanan:
Email: javadesindo@gmail.com
Tep-Whatsapp: 081329732911

No comments: