Translate

6.17.2025

>> Lukisan Wajah sebagai Kado Hadiah Istimewa untuk Boss, Personal, Elegan, dan Penuh Makna

" Foto model Tokoh pada lukisan hanya sebagai referensi kemiripan karakter wajah "



Memberikan hadiah untuk atasan bukan sekadar soal formalitas—itu adalah bentuk penghargaan, rasa hormat, dan kekaguman atas kepemimpinan serta pengaruh positif yang telah ia berikan. Dan di antara berbagai pilihan hadiah, lukisan wajah menjadi pilihan yang sangat istimewa, unik, dan berkelas.

Lukisan ini bukan sekadar potret biasa.
Setiap sapuan kuas dibuat dengan detail, menangkap ekspresi khas dan karakter otentik sang Boss. Hasilnya adalah karya seni yang mirip secara visual namun lebih dalam secara emosional—memancarkan wibawa, kharisma, dan nilai-nilai yang ia pegang teguh. Tak hanya menggambarkan wajah, lukisan ini juga mencerminkan jiwa kepemimpinan yang tegas, inspiratif, namun tetap membumi.

Mengapa lukisan ini begitu istimewa?

  • 🎨 Personalisasi tinggi – Dibuat khusus untuk satu orang, tidak ada duanya.

  • 🖼️ Berkarakter kuat – Menangkap lebih dari sekadar rupa, tetapi juga aura dan kepribadian.

  • 🎁 Nilai sentimental tinggi – Menjadi simbol penghargaan dan kenangan yang akan terus abadi.

  • 🏢 Cocok untuk ruang kerja – Memberi sentuhan seni dan prestise di kantor atau ruang pribadi.

Sebagai kado, lukisan wajah ini tak hanya membuat penerimanya tersentuh, tapi juga menunjukkan ketulusan dan perhatian dalam memilih hadiah. Ia akan merasa dihargai, dikenang, dan dihormati.

Ini lebih dari sekadar hadiah—ini adalah penghormatan dalam bingkai seni.

Informasi dan pemesanan:
Telp-Whatsapp: 081329732911
Email: javadesindo@gmail.com


*) Harga sudah termasuk frame dan biaya kirim ke seluruh Indonesia
*) Obyek wajah lebih dari satu orang, harga menyesuikan



6.08.2025

>> lukisan 9 ikan koi yang bisa dinikmati sebagai objek estetik sekaligus direnungkan sebagai pernyataan filosofis tentang kehidupan


" 9 ikan koi menuju kemenangan "
Ukuran: 100cm x 150cm
Media: Cat akrilik diatas kanvas
Harga: Rp. 15.300.000;


Secara visual, lukisan ini sangat memikat. Komposisi ikan koi yang tersebar merata namun tampak menuju satu arah memberikan kesan gerakan yang harmonis. Warna-warna merah, putih, dan hitam pada tubuh ikan koi menjadi pusat perhatian yang kontras namun selaras dengan latar batu-batu coklat keabu-abuan. Teknik pencahayaan dan bayangan yang digunakan pelukis berhasil menimbulkan ilusi kedalaman air, memperkuat realisme lukisan ini.

Tekstur pada sisik ikan, permukaan batu, dan efek riak air dengan gelembung-gelembung udara di sekitar mulut ikan menunjukkan perhatian luar biasa terhadap detail. Setiap elemen tampak dikerjakan dengan penuh ketelitian dan kepekaan estetika, memperlihatkan kemampuan teknis dan emosional pelukis dalam menerjemahkan pesan simbolik melalui medium visual.

Ikan koi dalam budaya Asia Timur, khususnya Jepang dan Tiongkok, melambangkan ketekunan, keberuntungan, keberanian, dan kesuksesan. Sembilan ikan koi dalam lukisan ini bukan hanya representasi keindahan fauna air, melainkan simbol kuat dari perjalanan menuju kemenangan dan pencapaian tertinggi. Angka sembilan dalam berbagai budaya Timur juga mengandung makna kesempurnaan dan akhir dari sebuah siklus, sehingga judul “Menuju Kemenangan” sangat sesuai dengan jumlah ikan yang dilukiskan.

Setiap koi dalam lukisan ini tampaknya unik—dengan corak dan arah gerak yang sedikit berbeda—namun semuanya mengarah ke satu tujuan, yang bisa dimaknai sebagai gambaran tentang perjuangan kolektif, semangat kebersamaan dalam mencapai keberhasilan, serta pentingnya menjaga arah walau dalam perbedaan.

Lukisan ini tidak hanya menghadirkan keindahan visual, tetapi juga menyimpan makna filosofis yang mendalam. Ia mengajak penikmat seni untuk merenungi arti perjuangan hidup, ketekunan dalam menghadapi arus, serta pentingnya tetap teguh pada tujuan meski dihadapkan pada perbedaan dan tantangan. Karya ini adalah perwujudan dari keindahan yang menyatu dengan makna, sebuah penghormatan pada alam dan nilai-nilai spiritual kehidupan manusia.

Sebagai keseluruhan, “9 Ikan Koi Menuju Kemenangan” adalah sebuah karya yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga menginspirasi jiwa. Heno Airlangga berhasil menciptakan lukisan yang bisa dinikmati sebagai objek estetik sekaligus direnungkan sebagai pernyataan filosofis tentang kehidupan.

Stok lukisan tersedia, lukisan sudah lengkap dengan bingkai mewah dan gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia, untuk informasi dan pembelian hubungi:

Telp-Whatsapp: 081329732911
Email: javadesindo@gmail.com

>> Lukisan Presiden Parbowo Subianto, karya seni ini berhasil memadukan kekuatan teknik realisme dengan narasi simbolik yang dalam

Judul: Presiden RI Prabowo Subianto
Ukuran: 150cm x 100cm
Media: Acrylic on canvas
Tahun: 2014
Harga: Rp.15.000.000;


Deskripsi Umum

Lukisan ini menampilkan sosok Presiden Prabowo Subianto dalam pose formal nan agung, mengenakan setelan resmi lengkap dengan berbagai lencana kehormatan, medali, dan selempang kebesaran. Latar belakang kabur yang mengarah ke nuansa awan simbolik menegaskan aura kenegaraan dan transendensi figur yang dilukiskan. Pelukis, Heno Airlangga, menampilkan figur ini dengan teknik realisme yang tegas namun tetap menjaga karakter ekspresif dan monumental.


Analisis Artistik

1. Teknik dan Eksekusi
Heno Airlangga menunjukkan kematangan teknik melalui sapuan kuas yang halus pada wajah dan pakaian, dengan transisi warna yang terkontrol baik. Tekstur pada medali dan ornamen ditangani dengan presisi tinggi, menonjolkan nilai simbolik dari setiap penghargaan. Warna-warna hangat dan kontras dari selempang merah-kuning berpadu dengan nuansa biru gelap jas, menciptakan pusat perhatian visual yang kuat.

2. Komposisi
Komposisi frontal dan simetris memperkuat kesan kekuasaan, stabilitas, dan martabat. Sosok Prabowo ditempatkan secara dominan di tengah bidang kanvas, dengan pandangan mata lurus ke depan yang menyampaikan kesan wibawa dan determinasi. Latar belakang yang kabur namun bercahaya menciptakan kesan metaforis sebagai pemimpin yang muncul dari kabut sejarah menuju masa depan.

3. Simbolisme
Deretan medali dan selempang bukan hanya sebagai atribut visual, tetapi juga simbol legitimasi politik dan sejarah panjang karier militer serta kenegaraan Prabowo. Peci hitam mengukuhkan identitas nasional Indonesia, sementara jas dan dasi menyiratkan kedisiplinan serta kesatuan gaya Barat dan Timur.


Konteks Budaya dan Sejarah

Lukisan ini diciptakan pada tahun 2024, menjelang atau setelah deklarasi resmi Prabowo sebagai Presiden Republik Indonesia. Dalam konteks ini, karya ini menjadi dokumen visual penting yang tidak hanya memotret sosok individu, tetapi juga menyimbolkan babak baru dalam sejarah politik Indonesia. Karya ini bisa dilihat sebagai bagian dari tradisi potret kenegaraan yang mempertemukan seni rupa dengan legitimasi kekuasaan.


Penilaian Kuratorial

Lukisan ini berhasil memadukan kekuatan teknik realisme dengan narasi simbolik yang dalam. Heno Airlangga tidak hanya merekam rupa, tetapi juga menghadirkan citra ideal seorang pemimpin dalam wacana publik. Karya ini sangat layak menjadi bagian dari koleksi nasional atau galeri kenegaraan, sebagai representasi visual dari era baru dalam kepemimpinan Indonesia.

Stok lukisan tersedia, lukisan sudah lengkap dengan bingkai mewah dan gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia, untuk informasi dan pembelian hubungi:

Telp-Whatsapp: 081329732911
Email: javadesindo@gmail.com

6.04.2025

>> Lukisan “9 Ikan Koi dalam Kolam dengan Bunga Teratai” merupakan karya seni yang penuh makna filosofis dan simbolik

Lukisan “9 Ikan Koi dalam Kolam dengan Bunga Teratai” merupakan karya seni yang penuh makna filosofis dan simbolik, mencerminkan harapan manusia akan kehidupan yang ideal: penuh kemakmuran, kesejahteraan, kedamaian, dan pertumbuhan spiritual. Dengan menghadirkan sembilan ekor ikan koi, sang pelukis secara halus menyampaikan pesan tentang keberuntungan yang langgeng. Angka sembilan dalam budaya Tiongkok melambangkan keabadian dan kelanggengan, dan ketika dikombinasikan dengan simbol ikan koi — yang dikenal karena ketekunan, keberanian, dan kesuksesan setelah perjuangan — lukisan ini menjadi cerminan dari usaha manusia yang gigih dalam meraih kejayaan dan kehidupan yang seimbang.

Kolam tempat koi berenang melambangkan kedamaian dan kestabilan, menjadi wadah kehidupan yang tenang namun penuh potensi. Di dalam kolam itu pula tumbuh bunga-bunga teratai yang indah, simbol kemurnian hati, pencerahan, dan keteguhan dalam menghadapi kesulitan. Teratai yang mekar dari lumpur memberi pesan bahwa dari tempat yang sulit sekalipun, keindahan dan makna bisa tumbuh — sebuah ajaran mendalam tentang transformasi diri dan harapan dalam kehidupan.

Secara keseluruhan, lukisan ini menyiratkan bahwa kesejahteraan sejati tidak hanya diukur dari kekayaan lahiriah, tetapi juga dari kedamaian batin dan nilai-nilai kebijaksanaan yang ditumbuhkan melalui pengalaman hidup. Kemakmuran yang digambarkan di sini adalah hasil dari harmoni antara perjuangan dan ketenangan, antara dunia material dan spiritual. Lukisan ini merupakan perwujudan visual dari doa dan aspirasi: agar setiap manusia dapat hidup dalam kelimpahan, ketentraman, dan kebangkitan jiwa yang terus-menerus. Sebagai karya seni, ia bukan hanya memikat mata, tetapi juga mengajak jiwa untuk merenung dan menemukan makna yang lebih dalam dari perjalanan hidup ini.

Stok lukisan tersedia, lukisan sudah lengkap dengan bingkai mewah dan gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia, untuk informasi dan pembelian hubungi:

Telp-Whatsapp: 081329732911
Email: javadesindo@gmail.com




9 ikan koi hidup dalam kesejahteraan "
Ukuran: 100cm x 150cm
Media: Cat akrilik diatas kanvas
Harga: Rp. 9.700.000;





9 ikan koi hidup dalam kemakmuran "
Ukuran: 100cm x 150cm
Media: Cat akrilik diatas kanvas
Harga: Rp. 9.500.000;





" Hoki 9 ikan koi "
Ukuran: 90cm x 138cm
Media: Cat akrilik diatas kanvas
Harga: Rp. 8.700.000;

>> karya Lukisan " Aseng " merupakan sindiran terhadap dominasi dan intervensi asing dalam sistem politik, ekonomi, dan budaya suatu bangsa


Ulasan Kuratorial: “Aseng” karya Heno Airlangga (2025)

Ukuran: 70 cm x 100 cm | Media: Lukisan cat akrilik diatas kanvas
Harga: Rp.35.000.000;

Deskripsi Visual

Lukisan ini menggambarkan sosok kartun laki-laki dengan ekspresi licik dan dominan, duduk santai di atas sofa mewah bergaya klasik Chesterfield. Ia mengenakan setelan jas rapi dan memegang ponsel di telinga, seolah tengah mengatur sesuatu dengan penuh kendali. Pencahayaan dramatis dengan sorotan dari kanan atas memperkuat nuansa teatrikal dan misterius. Warna dingin dan gelap yang digunakan mempertegas suasana penuh intrik.

Interpretasi Simbolik

Judul “Aseng” memiliki konotasi sosial-politik yang kuat di konteks Indonesia. Secara historis dan kultural, “Aseng” adalah istilah yang sering digunakan—dengan nada peyoratif—untuk menyebut kekuatan asing, sebagai metafora bagi pengaruh luar yang oportunistik dan manipulatif.

Dalam lukisan ini, Aseng tampil sebagai personifikasi kekuatan asing yang bekerja di balik layar, penuh percaya diri, berkuasa, dan terkesan tak tersentuh. Posisi tubuhnya yang tenang namun dominan, serta tatapan matanya yang tajam dan penuh tipu muslihat, menggambarkan sosok yang mengendalikan jalannya peristiwa dengan tenang dari balik layar kekuasaan. Ponsel di tangannya menjadi simbol komunikasi dan pengaruh global—ia mengatur, memata-matai, atau mengarahkan pergerakan dari jauh.

Makna dan Pesan

Secara tematik, karya ini merupakan sindiran terhadap dominasi dan intervensi asing dalam sistem politik, ekonomi, dan budaya suatu bangsa. Heno Airlangga, melalui karakter karikatural ini, menyampaikan kritik tajam bahwa kekuatan asing (Aseng) sering kali tampil lembut dan berkelas di permukaan, namun menyimpan agenda tersembunyi yang dapat membajak arah kemajuan nasional untuk melindungi kepentingan mereka sendiri.

Dalam narasi ini, kemajuan bangsa menjadi terhambat bukan karena tidak mampu, tetapi karena ada kekuatan yang mengganggu dari luar yang ingin memastikan posisi dominannya tidak tergoyahkan. Ini adalah bentuk penjajahan baru, bukan dengan senjata, tetapi melalui ekonomi, diplomasi, dan teknologi.

Konteks Kultural dan Politis

Karya ini sangat relevan dengan kondisi geopolitik kontemporer di mana negara-negara berkembang seringkali menjadi ladang eksploitasi ekonomi oleh korporasi atau negara besar. Dalam konteks Indonesia, narasi tentang "Aseng" juga berkaitan dengan ketegangan historis antara kedaulatan nasional dan pengaruh kekuatan asing yang kerap mengklaim ‘membantu’ tetapi sebenarnya mengatur dari balik layar.

Kesimpulan

“Aseng” adalah karya yang secara visual menggoda dan secara politis menggugah. Melalui estetika pop-surrealism dan alegori sosial yang kuat, Heno Airlangga mengajak kita untuk merenungi siapa sebenarnya yang mengendalikan arah bangsa ini—dan apakah kita cukup sadar serta berdaya untuk membebaskan diri dari cengkeraman kekuasaan yang tidak terlihat itu.

Lukisan stok tersedia, lukisan berkualitas karya seni tinggi pelukis master terkenal Heno Airlangga, lukisan dilengkapi sertifikat keaslian lukisan bertanda tangan pelukis langsung,  JAVADESINDO Art Gallery melayani pemesanan dan pengiriman lukisan ke seluruh Indonesia, gratis ongkos kirim.

Informasi dan pemesanan:
Email: javadesindo@gmail.com
Tep-Whatsapp: 081329732911

>> Simbolisme Teknologi dan Ekonomi Baru, Karya Lukisan ini menyandingkan dua kekuatan besar abad ke-21, Artificial Intelligence (AI) dan Cryptocurrency (BTC)


Ulasan Kuratorial: "AI ft. BTC" karya Heno Airlangga (2025)

Media: Lukisan cat akrilik di atas kanvas | Ukuran: 60 cm x 100 cm
Harga: Rp.27.400.000;


Deskripsi Karya

"AI ft. BTC" adalah karya lukis figuratif yang memadukan estetika pop culture futuristik dengan simbol-simbol ekonomi digital kontemporer. Di tengah kanvas berdiri sosok robot antropomorfik berwarna putih keabu-abuan, berpenampilan menggemaskan dengan mata besar dan ekspresi polos, mengenakan rantai emas besar yang menggantungkan lambang mata uang kripto Bitcoin (₿). Latar polos bernuansa abu-abu kehijauan memberi ruang fokus penuh pada tokoh sentral.


Analisis Visual & Estetika

  1. Wujud Robotik:
    Bentuk robot digambarkan dengan garis-garis bersih, proporsi seimbang, dan permukaan mengilap—memancarkan kesan modernitas dan kecanggihan teknologi. Namun, matanya yang besar dan ekspresi netral cenderung memunculkan rasa simpatik atau bahkan kekanak-kanakan, menciptakan dikotomi antara kecerdasan buatan dan kemanusiaan.

  2. Rantai Emas & Logo Bitcoin:
    Kalung emas dengan medali besar berlogo Bitcoin menjadi pusat perhatian visual dan simbolik. Elemen ini membangun narasi tentang pertemuan antara kecerdasan buatan dan sistem ekonomi digital yang semakin terotomatisasi dan terdesentralisasi.

  3. Palet Warna:
    Dominasi warna netral seperti putih, abu-abu, dan emas menyampaikan kesan minimalis namun kuat dalam penyampaian pesan. Warna emas pada kalung memberi kontras yang tegas terhadap tubuh robot dan menyoroti pentingnya simbol Bitcoin dalam konteks lukisan.


Makna dan Pesan Kuratorial

Simbolisme Teknologi dan Ekonomi Baru:
Karya ini menyandingkan dua kekuatan besar abad ke-21: Artificial Intelligence (AI) dan Cryptocurrency. Robot melambangkan kemajuan teknologi dan kecerdasan mesin, sementara logo Bitcoin menggambarkan transisi nilai dan kepercayaan dari sistem finansial konvensional menuju ekosistem digital yang terdesentralisasi.

Representasi Masa Depan:
Melalui pendekatan visual yang ringan dan pop, Heno Airlangga mengajak kita membayangkan masa depan di mana entitas non-manusia (robot/AI) menjadi aktor penting dalam sistem ekonomi global. Apakah mereka hanya alat, ataukah akan menjadi subjek aktif dalam distribusi kekayaan dan nilai?

Nada Satir dan Ironi Halus:
Penggunaan robot lucu dengan kalung yang mencolok dapat dibaca sebagai kritik halus terhadap gaya hidup materialistik yang kini juga menular ke dunia digital. Adakah ironi ketika 'makhluk' non-manusia memakai simbol kekayaan manusia? Apakah ini cerminan dari manusia itu sendiri yang perlahan menyerahkan kontrol pada sistem otomatis?


Relevansi Kontekstual (2025)

Pada tahun 2025, diskursus seputar kecerdasan buatan dan blockchain semakin menempati ruang publik. Karya ini muncul sebagai respons artistik terhadap zaman di mana identitas, nilai, dan kontrol tidak lagi eksklusif milik manusia. Dengan gaya visual yang ramah namun penuh makna, Heno Airlangga menyuguhkan pertanyaan-pertanyaan kritis tentang hubungan manusia, teknologi, dan ekonomi dalam lanskap yang terus berubah.


Penutup

"AI ft. BTC" bukan sekadar lukisan robot dengan kalung emas. Ia adalah representasi visual atas perubahan paradigma, sebuah refleksi jenaka sekaligus tajam tentang zaman kita. Karya ini membuka ruang dialog antar disiplin—seni, teknologi, ekonomi, dan etika—menjadikannya artefak penting dalam pembacaan visual masa kini.

Lukisan stok tersedia, lukisan berkualitas karya seni tinggi pelukis master terkenal Heno Airlangga, lukisan dilengkapi sertifikat keaslian lukisan bertanda tangan pelukis langsung,  JAVADESINDO Art Gallery melayani pemesanan dan pengiriman lukisan ke seluruh Indonesia, gratis ongkos kirim.

Informasi dan pembelian:
Email: javadesindo@gmail.com
Tep-Whatsapp: 081329732911

6.03.2025

>> Lukisan Jenderal Sudirman merepresentasikan keberanian dan ketulusan seorang pemimpin dalam memperjuangkan nilai-nilai kemerdekaan

Lukisan Jenderal Sudirman bukan sekadar karya seni visual yang menggambarkan tokoh militer, melainkan merupakan representasi mendalam dari semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Melalui ekspresi wajah yang penuh keteguhan, sorot mata yang tajam, dan postur tubuh yang meskipun tampak lemah karena sakit tetap tegap dan penuh wibawa, lukisan ini menyampaikan pesan moral dan historis yang kuat kepada setiap penikmatnya.

Secara simbolis, lukisan ini merepresentasikan keberanian dan ketulusan seorang pemimpin dalam memperjuangkan nilai-nilai kemerdekaan. Jenderal Sudirman dikenal tidak hanya sebagai seorang jenderal pertama Republik Indonesia, tetapi juga sebagai figur yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral, spiritual, dan kejuangan. Ia tidak pernah mundur, bahkan saat tubuhnya sudah sangat lemah oleh penyakit paru-paru yang dideritanya. Ia tetap memimpin perang gerilya di hutan dan pegunungan, melawan pasukan Belanda yang jauh lebih unggul dalam perlengkapan dan kekuatan. Lukisan ini menangkap esensi dari semangat itu—sebuah perlawanan bukan dengan kekuatan fisik semata, melainkan dengan kekuatan tekad dan hati nurani.

Dalam konteks sejarah, lukisan ini menjadi pengingat akan situasi genting bangsa Indonesia pasca-proklamasi kemerdekaan, ketika ancaman dari pihak kolonial belum berakhir. Peran Jenderal Sudirman menjadi sangat sentral dalam menjaga semangat rakyat dan tentara republik untuk tidak menyerah pada tekanan. Ia adalah simbol bahwa kemerdekaan bukanlah hadiah, tetapi sesuatu yang harus terus diperjuangkan dengan pengorbanan dan keberanian. Dengan demikian, lukisan ini tidak hanya menampilkan sosok Sudirman secara fisik, melainkan juga menjadi media dokumentasi sejarah visual yang merekam semangat zamannya.

Lebih jauh lagi, lukisan ini memberikan pesan mendalam kepada generasi masa kini: bahwa kepemimpinan yang sejati bukanlah soal kekuasaan, tetapi soal tanggung jawab, pengorbanan, dan keberanian untuk berdiri di garis depan demi rakyat dan negara. Dalam dunia yang semakin pragmatis dan materialistis, sosok Jenderal Sudirman dalam lukisan ini mengajarkan nilai-nilai luhur seperti keikhlasan, kerendahan hati, dan kesetiaan pada prinsip.

Dengan demikian, lukisan Jenderal Sudirman bukan hanya benda seni yang layak dikagumi dari segi estetika, tetapi juga karya historis yang sarat makna. Ia adalah warisan budaya dan simbol nasional yang terus mengingatkan kita akan pentingnya menjaga semangat kebangsaan, menghargai jasa para pahlawan, dan meneruskan perjuangan mereka dalam bentuk yang relevan di zaman sekarang—melalui pendidikan, integritas, dan pengabdian terhadap tanah air.

Lukisan Jenderal Sudirman stok tersedia, lukisan berkualitas karya seni tinggi pelukis master terkenal Heno Airlangga, JAVADESINDO Art Gallery melayani pemesanan dan pengiriman lukisan ke seluruh Indonesia, gratis ongkos kirim.

Informasi dan pemesanan:
Email: javadesindo@gmail.com
Tep-Whatsapp: 081329732911



Pelukis: Heno Airlangga
Judul: Demi Ibu Pertiwi
Ukuran: 150cm x 100cm
Media: Cat Acrylic diatas kanvas
Tahun: 2024
Harga: Rp.13.500.000;





Pelukis: Heno Airlangga
Judul: Jenderal Soedirman menatap masa depan Bangsa 
Ukuran: 71cm x 46cm
Media: Cat Acrylic diatas kanvas
Tahun: 2022
Harga: Rp.4.200.000;




Pelukis: Heno Airlangga
Judul: Jenderal Sudirman dengan peci hitam
Ukuran: 60cm x 40cm
Media: Cat Acrylic diatas kanvas
Tahun: 2024
Harga: Rp.3.400.000;




Pelukis: Heno Airlangga
Judul: Jendral Soedirman (BW)
Ukuran: 66cm x 50cm
Media: Cat Acrylic diatas kanvas
Tahun: 2021
Harga: Rp.4.300.000;