10.09.2017

>> KISAH HARU PERNIKAHAN LE MAYEUR DAN NI NYOMAN POLLOK TANPA ANAK

Le Mayeur datang ke Bali dan pertama kali tiba di Singaraja pada 1932. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Denpasar, dan bertemu Ni Nyoman Pollok.
Merasa tertarik dengan kecantikan dan keanggunannya dalam menari, membuat Le Mayeur berani meminta Pollok menjadi model lukisannya.

Yang kemudian, atas izin keluarga dan pimpinan sekha tempat Pollok menari, wanita kelahiran 3 Maret 1917 ini pun resmi menjadi model lukis Le Mayeur. Dan, dalam kurun waktu singkat pun, Le Mayeur berhasil merampungkan banyak lukisan, yang terinspirasi dari sosok Pollok. Hingga kemudian bisa berhasil mengadakan pameran di Singapura, yakni pada 1933.

Hubungan yang kian erat antar pelukis dan model ini pun akhirnya menumbuhkan benih-benih cinta di antara keduanya.

“Akhirnya pada tahun 1935, Le Mayeur mempersunting Pollok untuk menjadi istrinya. Usia mereka terpaut jauh sekali, ada sekitar 50 tahun,” ujar Warjana.
Hidup bersama sebagai sepasang suami istri, dalam bangunan sederhana, yang awalnya hanya terbuat dari bambu dan beratapkan ilalang, hingga kemudian menjadi sebuah Museum.

Beberapa foto semasa hidup mereka pun ditampilkan di Museum Le Mayeur. Yang cukup menyedihkan bagi Pollok, ia tidak bisa memberikan keturunan. Hal ini bukan karena kondisi kesehatan, namun lebih pada idealism Le Mayeur.
Karena menurutnya, jika Pollok melahirkan dan memiliki anak akan merusak keindahan tubuhnya sebagai penari dan model lukis Le Mayeur.

Beberapa tokoh nasional dan internasional pun pernah berkunjung ke tempat Le Mayeur selama masa hidupnya. Seperti Presiden Soekarno dan Perdana Mentri Nehru sempat mengunjunginya pada sekitar tahun 1956.

Karena penyakit kanker yang ia derita, Le Mayeur meninggal pada usia 78 tahun, tepatnya pada tahun 1958 saat melakukan perawatan di negara asalnya, Belgia. Sementara itu Pollok meninggal di Bali pada 1985.

No comments:

Post a Comment