7.19.2016

>> MENGAGUMKAN PROSES KARYA SENI INSTALASI BERJALAN DIATAS AIR

Seniman Amerika Christo yang terkenal sebagai "tukang bungkus" sejak lama bermimpi bisa berjalan di atas air. Mimpinya diwujudkan dengan proyek "The Floating Piers" di danau Iseo Italia.

Sulzano: Jadi Terkenal Sedunia

Sulzano, sebuah desa kecil di utara Italia, mulai 18 Juni hingga 3 Juli jadi magnet yang diharap menarik ratusan ribu turis. Di desa inilah Christo membuat proyeknya "The Floating Piers". Impiannya bisa berjalan di atas air, diwujudkan dengan membangun anjungan sepanjang 3 km yang menghubungkan Sulzano dengan dua pulau di danau Iseo.


Dibiayai Sketsa dan Foto

Pengunjung karya seni "The Floating Piers" tidak perlu bayar. Christo hanya ingin sebanyak mungkin turis datang untuk menikmati karyanya yang menelan biaya 13 juta Euro. Biaya untuk karya instalasi super mahal ini, ia kumpulkan dari penjualan sketsa dan fotonya. Dengan itu Christo tetap independen dari cengkeraman sponsor.


Bisa Berjalan di Atas Air

"The Floating Piers" dijuluki keajaiban berikutnya Christo. Jembatan dari kain kanvas selebar 16 meter ini mengambang ditunjang ponton pengapung. Pengunjung bisa berjalan di atas air dari desa Sulzano di daratan ke pulau Monte Isola dan San Paolo. Anjungan untuk sementara jadi ganti ferry yang biasanya menjadi moda utama transportasi 2000 warga pulau.


Pasangan Seniman Christo dan Jeanne-Claude

Christo mengembangkan proyek bersama istrinya Jeanne-Claude, yang meninggal tahun 2009. Karya instalasi yang membuat orang bisa berjalan di atas air adalah ide Christo dari tahun 1970-an. Tapi dua lokasi yang diincar Argentina dan Jepang menolaknya. Akhirnya danau Iseo di utara Italia terbukti jadi lokasi ideal.


Memproduksi Kanvas di Jerman

Material tentu saja dipilih yang terbaik: Made in Germany. Pabrik tekstil Setex di Hamminkeln Jerman yang memproduksi kain nilon berwarna keemasan untuk proyek ini. Diperlukan 90 kilometer persegi kain kanvas, yang tidak hanya dibentang sebagai jembatan di atas air, tapi juga di jalanan di Sulzano dan desa sekitarnya.


Persiapan Bahan

Perusahaan geo - Die Luftwerker di Lübeck Jerman, perlu waktu setahun menyiapkan bahan untuk dijadikan "anjungan". Setiap rol panjangnya lima meter dan beratnya 200 kg. Untuk transportasinya ke Sulzano diperlukan peti khusus sebanyak 200 buah yang diangkut dengan truk.


Perlu Mesin Jahit Raksasa

Saking beratnya material kanvas, untuk menjahitnya pada mesin jahit raksasa, diperlukan dua orang pekerja. Sebuah laser ultrasound memotong kain dengan presisi tinggi. Saat memasangnya pada ponton pengapung, juga perlukan mesin jahit khusus untuk memadukan masing-masing bagian.


Ponton Pengapung

Christo membeli 220.000 unit kubus pengapung dari bahan polietilen yang berfungsi sebagai ponton. Karya instalasi raksasa ini bukan hanya sekedar karya seni, melainkan juga tantangan logistik bagi semua pekerja. Ponton dirangkai menjadi jembatan sepanjang tiga kilometer yang kemudian ditutupi hamparan kanvas.


Christo Akhirnya Bisa Berjalan di Atas Air

Christo mengujicoba jembatan atau anjungan karyanya pada bulan Oktober 2015. Ia menyatakan puas, karena saat berjalan di atas ponton yang dihampari kanvas, bisa merasakan gerakan air di bawahnya.


Keindahan yang Fana

Kanvas tuntas dihamparkan di atas rangkaian ponton, karya seni siap dinikmati pengunjung mulai 18 Juni. Saking kokohnya jembatan instalasi seni "The Floating Piers." ini, secara simultan 20.000 pengunjung bisa berjalan di atasnya. Satu-satunya persyaratan terpenting: cuaca harus bagus.
(sumber)

No comments:

Post a Comment