Lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci, ukuran 189.5 × 120 cm, media cat minyak diatas poplar wood, kisaran tahun pembuatan 1503 - 1506, lukisan ini tersimpan di Museum Louvre, Paris, Perancis.
Mona Lisa, inilah salah satu karya seni yang banyak menyita perhatian dunia. Karya Leonardo da Vinci ini memiliki banyak teka-teki. Selain siapa sebenarnya sosok Mona Lisa, senyum dalam lukisan itu juga menyimpan misteri.
Senyum Mona Lisa memang mengundang tanya. Jika diamati, senyum tipis pada lukisan yang tersimpan di Museum Louvre, Prancis, itu seolah berubah-ubah. Berbagai teori, interpretasi, dan bahkan perdebatan, telah dikemukakan. Namun senyum misterius itu tetap membuat banyak orang penasaran.
Kini, teori baru kembali muncul. Kini giliran para peneliti yang berasal dari Universitas Sheffied Hallam dan Sunderland. Teori baru ini diklaim bisa mengungkap misteri senyuman Mona Lisa secara tuntas.
Dalam studi baru ini, para peneliti mempelajari lukisan La Bella Principessa, karya da Vinci sebelum Mona Lisa. Dalam lukisan yang dibuat akhir abad -15 itu, para peneliti menemukan kecerdikan da Vinci dala memikat orang melalui lukisan.
Menurut para peneliti, dengan teknik pencampuran warna yang mengagumkan, lukisan da Vinci telah memengaruhi visi periferal atau penglihatan tepi kita. Penglihatan periferal adalah penglihatan seseorang di sekeliling benda utama yang dilihat secara fokus.
Dengan teknik pencampuran warna itu, penglihatan kita seolah terkecoh. Bentuk mulut pada lukisan itu seolah-olah berubah, sesuai dengan sudut pandang kita.
Tehnik ini disebut sfumato, bisa dilihat pada lukisan Mona Lisa dan La Bella Principessa. Menurut para peneliti, pelukis lain berusaha menggunakan teknik ini pada beberapa lukisan, namun tak seahli da Vinci.
“Senyum itu menghilang secepat orang yang melihat mencoba untuk ‘mengamatinya’, kami menyebut ilusi visual ini ‘senyum yang tak tertangkap’,” tulis Alessandro Soranzo dan Michelle Newberry, dari Sheffield Hallam University dalam makalah yang dimuat Jurnal Vision Research, sebagaimana dikutip Dream dari Daily Mail, Kamis 20 Agustus 2015.
Untuk memecahkan misteri bagaimana kerja ilusi yang dibuat oleh da Vinci itu, para peneliti mengetes sejumlah relawan untuk melihat lukisan dari kejauhan atau versi kabur. Orang-orang yang mengikuti tes itu sepakat bahwa Mona Lisa dan La Bella Principessa terlihat lebih bahagia bila dilihat dari jauh.
Para peneliti kemudian meminta relawan dalam studi itu melihat versi lukisan yang memiliki guratan hitam di atas mata, mulut, atau yang meliputi keduanya. Pengamatan mata dan mulut ini dimaksudkan agar para peneliti mengetahui apakah perubahan ekspresi itu terjadi pada keduanya atau hanya pada bagian mulut saja.
“Mengingat penguasaan teknik da Vinci, dan penggunaannya dalam Mona Lisa, ini sangat bisa dibayangkan bahwa ambiguitas efeknya memang disengaja,” kata Soranzo.
La Bella Principessa diduga menggambarkan wanita berusia 13 tahun, Bianca Sforza, putri Ludovico Sforza, Duke of Milan, yang akan menikah dengan seorang komandan pasukan Milanese.
Tapi, dia mati beberapa bulan setelah pernikahan, setelah mengalami kehamilan ektopik, menambahkan ketajaman untuk ekspresinya dalam potret dirinya.
Soranzo menambahkan, da Vinci mungkin menerapkan teknik pencampuran warna dalam karyanya sejak 1483. Saat melukis ‘Virgin of the Rocks’.
Michael Pickard, peneliti dari University of Sunderland, turut menulis studi pada 2013 dengan tim yang sama. Dia mengatakan, da Vinci menyadari pergolakan batin pada gadis muda di ambang kewanitaan dan pernikahan.
“Hal ini juga tidak sulit untuk percaya bahwa Leonardo akan melihat di bawah permukaan dan ingin menangkap esensi halus gadis itu, dengan menggunakan teknik itu dia akan dikenal sebagai master melalui Mona Lisa,” kata Pickard.
Sumber
JAVADESINDO Art Gallery
Galerli online khusus lukisan berkelas
No comments:
Post a Comment