6.25.2015

>> SEJARAH DIBALIK LUKISAN PENANGKAPAN DIPONEGORO KARYA RADEN SALEH



" Penangkapan Pangeran Diponegoro " karya Raden Saleh (1857 )

Lukisan historis yang melegenda "Penangkapan Pangeran Diponegoro" karya sang pelukis maestro kebanggaan Indonesia Raden Saleh, karya seni yang dilukis pada tahun 1857, menggambarkan ditangkapnya Pangeran Diponegoro oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock pada 28 Maret 1830, lukisan ini berukuran 112cm x 178cm.

Pangeran Diponegoro berdiri di depan Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock di depan bangunan milik pimpinan kolonial, Ia mengenakan sebuah sorban hijau. Raden Saleh terkenal dengan lukisan historisnya, salah satunya adalah lukisan berjudul " Penangkapan Pangeran Diponegoro " ini, yang menggambarkan peristiwa pengkhianatan pihak Belanda kepada Pangeran Diponegoro yang mengakhiri Perang Jawa pada 1830. Sang Pangeran dibujuk untuk hadir di Magelang untuk membicarakan kemungkinan gencatan senjata, namun pihak Belanda tidak memenuhi jaminan keselamatannya, dan Diponegoro pun ditangkap.

Pada awalnya, peristiwa tersebut telah dilukis oleh pelukis Belanda Nicolaas Pieneman dan dikomisikan oleh Jenderal de Kock. Diduga Saleh melihat lukisan Pieneman tersebut saat ia tinggal di Eropa. Seakan tidak setuju dengan gambaran Pieneman, Raden memberikan sejumlah perubahan signifikan pada lukisan versinya. Pieneman menggambarkan peristiwa tersebut dari sebelah kanan, Raden Saleh dari sebelah kiri. Sementara Pieneman menggambarkan Diponegoro dengan wajah lesu dan pasrah, Raden Saleh menggambarkan Diponegoro dengan raut tegas dan menahan amarah. Pieneman memberi judul lukisannya " Penyerahan Diri Diponegoro ", dan Raden Saleh memberi judul “ Penangkapan Diponegoro “.



" Penyerahan Pangeran Diponegoro " karya Nicolaas Pieneman (1835)

Diketahui bahwa Raden Saleh sengaja menggambar tokoh Belanda di lukisannya dengan kepala yang sedikit terlalu besar agar tampak lebih mengerikan.
Perubahan-perubahan ini dipandang sebagai rasa nasionalisme pada diri Raden Saleh akan tanah kelahirannya di Jawa. Hal ini juga dapat terlihat pada busana pengikut Diponegoro. Pieneman sendiri tidak pernah ke Hindia Belanda, dan karena itu ia menggambarkan pengikut Diponegoro seperti orang Arab. Gambaran Raden Saleh cenderung lebih akurat, dengan kain batik dan blangkon yang terlihat pada beberapa figur. Raden Saleh juga menambahkan detil menarik, ia tidak melukiskan senjata apapun pada pengikut Diponegoro, bahkan keris Diponegoro pun tidak ada. Ini menunjukkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada bulan Ramadhan, karena itu Pangeran dan pengikutnya datang dengan niat baik.

Setelah selesai dilukis pada 1857, Raden Saleh mempersembahkan lukisannya kepada Raja Willem III di Den Haag. Penangkapan Pangeran Diponegoro baru pulang ke Indonesia pada Tahun1978. Kepulangan lukisan tersebut merupakan perwujudan janji kebudayaan antara Indonesia-Belanda pada tahun 1969, tentang kategori pengembalian kebudayaan milik Indonesia yang diambil, dipinjam, dan dipindah tangan ke Belanda di masa lampau. Namun demikian, lukisan Penangkapan Diponegoro ini  tidak termasuk ketiga kategori tersebut, karena sejak awal  Raden Saleh telah memberikannya kepada Raja Belanda dan tidak pernah dimiliki Indonesia. Lukisan tersebut akhirnya diberikan sebagai hadiah dari Istana Kerajaan Belanda dan sekarang dipajang di Istana Negara, Jakarta.
Pangeran Diponegoro (1785–1855), adalah seorang keturunan Sultan-Sultan Yogyakarta, Ia diasingkan ke Makassar, Sulawesi, dimana ia menjalani sisa hidupnya disana sampai kematiannya.

Posting by JAVADESINDO Art Gallery
Lukisan karya pelukis master, klik disini

No comments: