3.06.2015

>> BIOGRAFI PELUKIS BASUKI ABDULLAH


Basoeki Abdullah lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada tanggal  25 Januari 1915,  meninggal  pada tanggal 5 November  1993 dalam umur 78 tahun, beliau merupakan salah satu pelukis maestro yang dimiliki Indonesia.Beliau dikenal sebagai pelukis aliran realis dan naturalis dengan gaya sapuan kuas Brush stroke. Beliau pernah diangkat menjadi pelukis resmi Istana Merdeka Jakarta oleh Presiden Soekarno, karya-karya nya menghiasi Istana Negara dan Istana kepresidenan Indonesia, karyanya juga dikoleksi oleh Kolektor - kolektor seni dari berbagai Negara.

Bakat melukis Basoeki Abdullah mewarisi dari ayahnya  Abdullah Suryo Subroto, yang juga seorang pelukis dan penari. Sedangkan kakeknya adalah seorang tokoh Pergerakan Kebangkitan Nasional Indonesia pada awal tahun 1900-an yaitu Doktor Wahidin Sudirohusodo. Sejak umur 4 tahun Basoeki Abdullah mulai gemar melukis beberapa tokoh terkenal diantaranya Mahatma Gandhi, Rabindranath Tagore, Yesus Kristus dan Krishnamurti.

Pendidikan formal Basoeki Abdullah diperoleh di HIS Katolik dan Mulo Katolik di Solo. Berkat bantuan Pastur Koch SJ, Basoeki Abdullah pada tahun 1933 memperoleh beasiswa untuk belajar di Akademik Seni Rupa (Academie Voor Beeldende Kunsten) di Den Haag, Belanda. Dan menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun dengan meraih penghargaan Sertifikat Royal International of Art (RIA).

Pada masa Pedudukan Jepang, Basoeki Abdullah bergabung dalam Gerakan “ Poetra “ ( Pusat Tenaga Rakyat ) yang dibentuk pada tanggal 19 Maret 1943. Di dalam Gerakan Poetra ini Basoeki  Abdullah mendapat tugas mengajar seni lukis. Diantara murid-muridnya adalah  Kusnadi (pelukis dan kritikus seni rupa Indonesia) dan Zaini (pelukis impresionisme). Selain organisasi Poetra, Basoeki Abdullah juga aktif dalam “ Keimin Bunka Sidhosjo “ (sebuah Pusat Kebudayaan milik pemerintah Jepang) bersama-sama Affandi, S.Sudjoyono, Otto Djaya dan Basoeki Resobawo.

Di masa revolusi, Basoeki Abdullah tidak berada di tanah air, sampai sekarang belum jelas apa yang melatar belakangi hal tersebut. Jelasnya pada tanggal 6 September 1948 bertempat di Amsterdam - Belanda, sewaktu penobatan Ratu Yuliana dimana diadakan sayembara melukis, Basoeki Abdullah berhasil mengalahkan 87 pelukis Eropa dan berhasil keluar sebagai pemenang, sejak itu pula Dunia mulai mengenal Basoeki Abdullah, putera Indonesia yang mengharumkan nama Indonesia. Selama di negeri Belanda Basoeki Abdullah sering kali berkeliling Eropa dan berkesempatan pula memperdalam seni lukis dengan menjelajahi Italia dan Perancis dimana banyak bermukim para pelukis kelas Dunia.

Pada masa itu, Basoeki Abdullah dikenal sebagai seorang pelukis potret, terutama melukis wanita-wanita cantik, keluarga kerajaan dan kepala negara yang cenderung mempercantik atau memperindah seseorang ketimbang wajah aslinya. Selain sebagai pelukis potret yang ulung, beliau juga melukis pemandangan alam, flora dan fauna, tema-tema perjuangan, pembangunan, dll.

Basoeki Abdullah banyak mengadakan pameran tunggal baik di dalam negeri maupun di luar negeri, antara lain karyanya pernah dipamerkan di Bangkok - Thailand, Malaysia, Jepang, Belanda, Inggris, Portugal dan negara-negara lain. Lebih kurang 22 negara yang pernah disinggahi untuk pameran karya lukisanya. Hampir sebagian hidupnya dihabiskan di luar negeri diantaranya beberapa tahun menetap di Thailand, dan sejak tahun 1974 Basoeki Abdullah menetap di Jakarta, diangkat sebagai pelukis Istana Merdeka.

Pada tahun 1998 rumah di Jalan Keuangan Raya No. 19 Cilandak Barat Jakarta Selatan di serahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan . Direktorat Permuseuman. Bangunan rumah dua tingkat seluas +- 600 m2 dan luas tanah +- 450 m2. Rumah ini kemudian direnovasi untuk difungsikan sebagai museum. Pada tanggal 25 September 2001 Museum Basoeki Abdullah diresmikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Drs. I Gede Ardika.

Koleksi Museum Basoeki Abdullah terdiri dari koleksi lukisan dan koleksi pribadi pelukis Basoeki Abdullah berupa patung, topeng, wayang, senjata dan sebagainya. Jumlah koleksi museum yang dihibahkan berdasarkan data yang ada sebanyak 123 buah, sedangkan koleksi pribadi ( barang dan benda seni ) milik Basoeki Abdullah sebanyak 720 buah, dan buku-buku, majalah sekitar 3000 buah.

Museum Basoeki Abdullah melayani masyarakat dengan menggelar pameran, seminar, penelitian dan workshop, serta menerbitkan bermacam bentuk publikasi berupa katalog, biografi, kumpulan artikel, dan hasil penelitian dan dari serangkaian kegiatan lain.

>> Lukisan original karya Basuki Abdullah