1.27.2013

>> DAFTAR LUKISAN BERHARGA DIATAS 1 TRILIUN


Lukisan merupakan satu-satunya bagian dari karya seni pemegang rekor dengan penjualan termahal, bayangkan jika lukisan berharga Rp. 1 Triliun keatas, adalah hal gila namun itu nyata, seperti berikut ini beberapa lukisan yang terjual dengan harga super fantastis tersebut.
Lukisan karya Gustav Klimt berjudul "Portrait of Adele Bloch-Baeur" yang dilukis pada tahun 1907 tersebut telah berhasil terjual dengan harga US $ 135. Pembelinya adalah Kolektor Ronard s. Lauder ( seorang pengusaha kosmetik )
Gustav Klimt Pelukis berkebagsaan Austria, hidup pada Tahun 1862 – 1918, salah satu karyanya yang terkenal “Portrait of Adele bloch-baeur”, Lukisan ini memecahkan rekor Lukisan termahal sepanjang sejarah, yang laku terjual pada Suatu rumah Lelang Sotheby.


Lukisan karya Edvard Munch berjudul "The Scream" terjual dengan harga US $ 199,9 Juta pada sebuah pelelangan terbuka di Galeri Sotheby, New York. Pembelinya adalah Miliarder asal Amerika, Leon Black pada Bulan Mei 2012.
Lukisan ini merupakan salah satu karya yang paling dikenal dalam sejarah dan satu-satunya lukisan yang dimiliki secara pribadi oleh Munch, dijual di Sotheby, New York dalam penjualan singkat 12-menit. Harga US $ 119,9 juta merupakan harga tertinggi yang pernah ada untuk sebuah karya seni dalam pelelangan publik.
Leon Black, 60 tahun warga New York, adalah pendiri dan partner senior dari Apollo Global Management, sebuah investasi dana. Kekayaannya diperkirakan bernilai US $ 3,4 miliar (sekitar Rp32,16 triliun), menurut majalah Forbes.
Lukisan tahun 1895 ini adalah salah satu karya lukisan dari empat lukisan yang diciptakan Edvard Munch. Lukisan yang menyeramkan dengan warna yang berputar-putar melambangkan kecemasan eksistensial dan putus asa dari era modern.
Versi lain dari "The Scream" adalah milik National Gallery of Munch Norwegia, sedangkan dua sisanya adalah milik Munch Museum di Oslo.
Sejarah saat si pelukis Edvard Munch membuat karya tersebut, di Negaranya terjadi gejala aneh. Seluruh langit dan awan yg menyelimuti Negara Norwegia antara tahun 1893-1910 menjadi aneh warnanya. Ternyata setelah diselidiki para ahli pada masa tersebut telah terjadi ledakan Gunung Tambora, Indonesia, yang menciptakan awan gelap menutupi hampir seluruh daratan Eropa. Efek awan kuning-oranye itulah membuat bencana dan masyarakat menjadi stres berat pada masa itu.



Lukisan karya Picasso "Garcon a la pipe"  yang dilukis pada tahun 1904, terjual dengan harga US $ 104,1 Juta pada sebuah tempat lelang Sotheby.
Pablo Picasso dilahirkan pada Tahun 1881 dikota Malaga, Spanyol. Gaya Aliran Lukisanya adalah Impresionism dan Kubisme, Picasso juga adalah seorang marketing seni handal, dimana pada masa hidupnya telah menjadi kaya dengan lukisanya, karya lukisanya telah dihargai tinggi dan banyak laku terjual, dan ini sangat berbeda dengan Van Gogh dimana pada masa hidupnya karya lukisanya tidak laku terjual karena dia kurang piawai dalam memasarkan lukisanya, sehingga dia hidup dalam kemiskinan hingga akhir hayatnya yang menyedihkan



Posting by JAVADESINDO Art Gallery
Lelang online khusus lukisan Maestro


1.22.2013

>> LUKISAN "WANITA GENDUT" KARYA SENI TERMAHAL YANG PERNAH TERJUAL, SAAT SANG SENIMAN MASIH HIDUP



"Benefits supervisor sleeping" by Lucian freud, 1995

Biasanya sebuah karya seni harganya akan melambung dan terjual fantastis saat sang seniman telah lama meninggal, seperti lukisan karya-karya sang pelukis maestro terkenal, karya lukisan mereka bisa laku terjual mulai dari puluhan miliar, ratusan miliar, hingga triliunan rupiah.

Namun rupanya hal diatas tidaklah selalu demikian, seperti pada sebuah lukisan berikut ini, dimana lukisan ini laku terjual pada sebuah rumah lelang ternama Christie's di New York, AS. Dengan harga fantastis "ratusan miliar rupiah" dan sang seniman tersebut masih hidup saat karya lukisan ini terjual.

Adalah lukisan bugil seorang wanita gendut yang  laku terjual dengan harga fantastis. Harganya memecahkan rekor lelang dunia untuk karya seni oleh seniman yang masih hidup.  Lukisan tersebut laku terjual dengan harga 17,2 juta poundsterling atau sekitar Rp 309,5 miliar! pada sebuah rumah lelang terkemuka Christie’s, New York, AS. Lukisan tersebut berjudul “Benefits Supervisor Sleeping”  dilelang di Rockefeller Centre, New York, AS. Pembelinya adalah seorang kolektor seni dari Eropa. Lukisan ini dibuat pada tahun 1995 dan menggambarkan seorang wanita bernama "Sue Tilley" yang kini berumur 51 tahun. wanita bertubuh jumbo itu berbaring di sebuah sofa dalam keadaan telanjang bulat. Wanita itu kini bekerja menjadi manajer Jobcentre. Wanita itu dipanggil “Big Sue” karena tubuhnya yang gendut.


Lucian Freud adalah seniman terkenal yang tinggal di Inggris, lahir pada 8 Desember 1922 di Berlin, Jerman - Meninggal pada 20 Juli 2011 di usia 88 tahun di London, Inggris. Lucian Freud adalah seniman yang menciptakan dan menjual karya lukisan pemecah rekor termahal saat ini.














Posting by JAVADESINDO Art Gallery


1.09.2013

>> PILIHAN LUKISAN BERKUALITAS TINGGI UNTUK KOLEKSI SENI, LEBIH MEMBANGGAKAN


Ada banyak pilihan kualitas lukisan dengan tingkat harga yang berbeda, semakin bagus kualitas sebuah lukisan, maka akan semakin tinggi pula harganya. Untuk lukisan dengan harga murah biasanya hanya sekedar untuk hiasan dekorasi ruangan, diambil dari segi keindahan dan daya tarik untuk mempercantik ruangan, model lukisan cenderung simple dengan permainan warna - warna cerah, bahan dan material yang digunakan adalah kuaitas standart ke bawah, lukisan murah diproduksi secara masal, artinya dalam sehari seorang pelukis atau tukang gambar bisa membuat hingga 10 lukisan. Pangsa pasar lukisan murah ini adalah kalangan menengah kebawah, banyak dijual di pinggir jalan atau tempat-tempat rekreasi untuk cindera mata atau souvenir para wisatawan. 

Lukisan murah juga banyak di gunakan untuk dekorasi kamar hotel dan apartment, alternatif lukisan murah mereka gunakan karena penggunaan lukisan dalam jumlah banyak untuk ratusan kamar, dan akan selalu melakukan pergantian lukisan untuk suasana baru dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan pada area lobi hotel khususnya Hotel bintang 4 dan 5, pasti dipajang lukisan karya pelukis terkenal dengan harga fantastis, ini dilakukan untuk menunjukan  simbol akan sebuah tempat yang benar-benar berkelas  dan prestigious.

Memilih lukisan murah atau lukisan berkualitas tinggi, lebih tergantung pada setiap pribadi masing-masing, namun pemilihan lukisan dengan kualitas tinggi lebih mengutamakan untuk kepuasan dalam mengkoleksi karya seni, menunjukan simbol level ekonomi mapan, dan untuk kebanggaan. Mereka rela merogoh uang mulai dari puluhan juta hingga miliaran rupiah bahkan triliunan rupian demi memiliki sebuah koleksi lukisan yang mereka senangi,  seperti dalam sebuah lelang di Rumah lelang Sotheby New York, seorang pecinta karya seni rela merogoh kocek Rp.1,3 Triliun untuk membeli lukisan "The Scream" karya Edvard Munch.

Salah satu Galeri seni yang khusus menjual karya-karya lukisan berkualitas tinggi via internet adalah JAVADESINDO Art Gallery, galeri yang dikelola secara online ini menjual berbagai jenis dan gaya aliran lukisan dengan kualitas tinggi, ada koleksi lukisan repro maestro Dunia dan ada koleksi lukisan asli karya pelukis maestro legendaris Indonesia , banyak kolektor dan pecinta karya lukisan membeli lukisan dari Galeri ini, ada koleksi lukisan repro maestro Dunia.

JAVADESINDO Art Gallery memiliki pelukis-pelukis ahli bertalenta tinggi untuk berkarya menyajikan lukisan-lukisan dengan kualitas tinggi, Galeri ini juga memiliki tim kurator ahli untuk mengecek keaslian lukisan-lukisan antik dan langka karya pelukis maestro terkenal.
Untuk anda pecinta karya lukisan berkualitas tinggi, adalah pilihan tepat dan terbaik selalu memiliki lukisan dari JAVADESINDO Art Gallery.



Posting JAVADESINDO Art Gallery



1.06.2013

>> LUKISAN KARYA LEE MAN FONG " DUA IKAN MAS HITAM "


Pelukis: Lee man fong
Judul : " Dua ikan mas hitam "
Ukuran : 120,5cm X 60,5cm
Media : oil on masonite
*) Koleksi bung Karno

Lee man fong sangat suka melukis dengan obyek-obyek hewan piaraan kesayangan, salah satu obyek yang paling menginspirasinya adalah ikan mas hitam, karena kecintaanya pada pesona ikan mas hitam, sehingga ada beberapa versi karya Lukisanya yang mengambil tema ikan mas hitam.


Seperti salah satu karya berikut ini, lukisan asli karya Lee man fong yang menjadi salah satu koleksi Bung Karno, nampak pada karakter lukisanya yang sederhana, sebuah lukisan yang berjudul "Dua ikan mas hitam", dalam nuansa romantis, jantan dan betina, dua jenis yang berbeda dalam sebuah keseimbangan alam.

Lee Man Fong (1913-1988) adalah seorang pelukis Indonesia yang dilahirkan di Tiongkok. Dia dibesarkan dan mendapatkan pendidikan di Singapura. Di sana dia belajar melukis dengan seorang pelukis Lingnan, dan terakhir dengan seorang guru yang mengajarkannya lukisan cat minyak. Pada tahun 1933 dia datang ke Indonesia dan tinggal selama 33 tahun. Pada masa Perang Dunia II dia ditawan Jepang, kemudian setelah Indonesia merdeka, Lee man fong didaulat menjadi pelukis istana Presiden Soekarno dan menjadi warga negara Indonesia. Lukisan-lukisan Lee Man Fong diakui sebagai perintis pelukis Asia Tenggara. Pada Tahun 1964 ia ditunjuk oleh Presiden Soekarno untuk membuat buku yang berjudul "Lukisan-Lukisan dan Patung Koleksi Presiden Soekarno dari Republik Indonesia" buku ini berisi seluruh karya-karya seni yang dikoleksi Presiden Soekarno dan semuanya berjumlah 5 Volume, setiap volume berisi sekitar 100 koleksi lukisan dari karya-karya pelukis Indonesia dan luar negeri.

Lee man fong sendiri juga membuat buku sendiri yang berisi kumpulan lukisannya, diterbitkan dalam buku Lee Man Fong: Oil Paintings, volume I dan II dan diterbitkan oleh museum Art Retreat. Buku ini ditulis oleh kritikus seni Indonesia Agus Dermawan T., sementara seleksi karya dilakukan oleh Siont Tedja. Kedua buku yang keseluruhannya berisi 700 halaman ini berisi 471 lukisan pilihan milik banyak kolektor dari seluruh dunia.

Pada tahun 1966, karena kekacauan politik di Indonesia, Lee Man Fong hijrah ke Singapura dan lama menetap di sana, sehingga dia bahkan dianggap sebagai pelukis Singapura. Tahun 1988 ia meninggal di Puncak, Jawa Barat, karena sakit.

Posting by JAVADESINDO Art Gallery
Lelang online khusus lukisan maestro


1.04.2013

>> ARIE SMIT SANG PELUKIS MAESTRO PENGAGUM KULTUR BUDAYA BALI


Arie Smith (Adianus Wilhelmus Smit) lahir di Zaandam, Belanda pada tanggal 15 April 1916. Dia pertama kali berlajar melukis pada sebuah akademi seni di Amsterdam. Tahun 1938 di datang ke Batavia (Jakarta) sebagai seorang tentara dan bekerja pada landscape divisi. Dia memperoleh kewarganegaraan Indonesia pada tahun 1951. Tahun 1956 dia berkunjung ke Bali untuk pertama kalinya, dan akhirnya menetap di Bali. 

Dia mendirikan aliran Young artist di Penestanan, Ubud , Bali sekitar tahun 1960 an. Sampai umurnya 80 tahun yaitu tahun 1996, dia telah pindah tempat lebih dari 30 kali dari satu tempat ke tempat yang lain di Bali. Arie smit merupakan sosok seniman yang selalu mencari ketenangan dan kejernihan dalam hidup, dan ia menyukai tempat yang sunyi. Sikap personal ini sangat bertolak belakang dengan karya-karyanya yang hampir semuanya kaya dengan warna yang terang dan cerah. Tema dari karya-karyanya mengikuti alur jalan. Orang Bali menyebutnya "dari kaja ke Kelod" (dari Gunung menuju laut). Atas jasa-jasanya bagi perkembangan seni di Bali, Arie Smith menerima pernghargaan Dharma kusuma dari Gubernur Propinsi Bali pada tahun 1992.

Suasana kehidupan kultur budaya masyarakat Bali yang terjaga hingga sekarang, menjadikan Pulau Bali selalu memncarkan pesona keindahan, unik dan eksotik untuk mengundang siapapun datang ke Pulau Bali menikmati keindahan yang berpadu antara kultur budaya yang terjaga dan keindahan alamnya yang terpelihara. Demikian juga pelukis terkenal Arie smit yang terpesona dengan keindahan alam dan kultur budaya Pulau Bali, sehingga hampir setiap karya seni nya melukiskan tentang keindahan alam dan pesona kultur budaya Pulau Bali.

Berikut beberapa karya lukisan Arie smit yang melukiskan tentang keindahan Pulau Dewata dan kehidupanya.

Posting by JAVADESINDO Art Gallery
Lelang online khusus lukisan maestro




Arie smit, Bali landscape, 22cm x 28cm, acrylic on canvas, 2011 


Arie smit, Bali landscape, 32cm x 40cm, acrylic on canvas, 2011


Arie smit, Sanur sea & boat, 22cm x 26,5cm, acrylic on canvas laid on board, 2002



Arie smit, Candi Bentar, 43cm X 50cm, Acrylic on canvas, 2011



Arie smit, Full moon passing the Pura dalam, 35,5cm X 36,5cm, Oil on canvas, 2010



Arie smit, Pura dewi Sri, acrylic on paper, 28,5 x 40,5cm, Th 1992



Arie smit, Rural scene, 28cm X 38cm, Oil on canvas, 2003


1.03.2013

>> LUKISAN ASLI LE MAYEUR ANTIK, TENTANG WANITA BALI



Pelukis: Le Mayeur
Judul : " 8 Women seaside flower garden "
Ukuran : 98m X 133m
Media : Oil on Canvas
Status: Stok tersedia
Telp: 081.329.7.329.11

Melukiskan delapan wanita sebagai obyek utama dalam lukisan ini, suasana berlatar belakang taman bunga di tepi pantai, nuansa alami nan indah. Tiga wanita diantaranya sedang melakukan tarian, dan 5 wanita yang lainya menyaksikan pertunjukan tarian tiga wanita tersebut, dua diantara wanita yang menyaksikan seolah terpesona dengan keindahan tarian dan mengikuti gerakan tarian.

Tema lukisan mengambil kultur budaya Bali, sebagaimana Le Mayeur sangat kagum akan keindahan alam dan kultur budaya Bali, sehingga banyak karya lukisanya melukiskan wanita Bali dan aktifitasnya dengan latar belakang kebun atau taman bunga di tepi pantai yang indah, seperti: wanita menari, wanita dalam upacara adat, dan istri tercintanya Ni Nyoman Pollok  yang selalu ada dalam bagian setiap lukisanya.

Sapuan kuas tebal bertekstur, perpaduan warna kontras terlihat segar, semuanya terkombinasi dalam gaya lukisan impressionism Le Mayeur.

Salah satu pelukis asing terkenal, yang pernah menetap dan tinggal di pulau Bali, nama lengkap Adrien-Jean Le Mayeur de Merpres lahir di Brusel 9 Februari 1880, meninggal di Ixelles 31 Mei 1958 pada umur 78 tahun, dia adalah seorang pelukis dari Belgia, tiba di Singaraja - Bali dengan perahu pada tahun 1932, kemudian menetap di Denpasar.

Le Mayeur menyewa sebuah rumah di banjar Kelandis - Denpasar, tempatnya berkenalan dengan penari legong Ni Nyoman Pollok yang berusia 15 tahun, yang kemudian menjadi model lukisannya.

Sejumlah karya Le Mayeur yang menggunakan Ni Pollok sebagai model dipamerkan di Singapura untuk pertama kalinya pada tahun 1933, yang kemudian sukses dan iapun terkenal. Kembali dari Singapore, Le Mayeur membeli sepetak tanah di Pantai Sanur dan membangun rumah. Di rumah yang menjadi studio ini, Ni Pollok bekerja tiap hari sebagai model bersama 2 sahabatnya. Kecantikan dan kepribadian Ni Pollok telah memikat hati Le Mayeur. Awalnya, ia hanya akan tinggal selama 8 bulan, namun kemudian ia memutuskan untuk tinggal di pulau itu sampai akhir hayatnya.
Setelah 3 tahun bekerja bersama, pada tahun 1935, Le Mayeur dan Ni Pollok menikah. Sepanjang kehidupan pernikahannya, Le Mayeur tetap melukis dengan menggunakan istrinya sebagai model.

Pada tahun 1956, Bp. Bahder Djohan, Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia saat itu mengunjungi Le Mayeur dan Ni Pollok di rumahnya. Bahder begitu terpesona dengan karya pelukis itu dan kemudian mengusulkan kepada pasangan itu untuk melestarikan rumah mereka dan seisinya sebagai museum. Le Mayeur menyetujui gagasan itu dan sejak itu ia bekerja lebih keras untuk menambah banyak koleksi rumah itu dan menambah kualitas karyanya juga.

Akhirnya, impian Le Mayeur menjadi kenyataan ketika pada tanggal 28 Agustus 1957, sebuah dokumen ditandatangani, yang isinya adalah bahwa Le Mayeur mewariskan semua miliknya termasuk tanah, rumah, dan seisinya kepada Ni Pollok sebagai hadiah. Di saat yang sama, Ni Pollok kemudian memindahkan semua yang diwarisi dari suaminya kepada Pemerintah Indonesia untuk digunakan sebagai museum.
Pada tahun 1958, Le Mayeur menderita kanker telinga parah, dan ditemani oleh Ni Pollok ia kembali ke Belgia untuk menerima perawatan medis. Setelah 2 bulan di sana, akhirnya Le Mayeur meninggal dunia dalam usia 78 tahun dan dimakamkan di Ixelles/Elsene, Brusel. Ni Pollok kemudian pulang kampung untuk merawat rumahnya yang menjadi museum hingga kematiannya pada tanggal 18 Juli 1985 dalam usia 68 tahun.


Posting by JAVADESINDO Art Gallery
Lelang online khusus lukisan maestro



1.02.2013

>> LUKISAN KARYA WALTER SPIES TENTANG KEINDAHAN ALAM PULAU DEWATA


Pelukis: Walter Spies
Judul : " The Beauty of Bali nature "
Ukuran : 34cm X 71cm
Media : Oil on Panel (kayu)
Tahun karya: 1907

Lukisan indah bertema "The beauty of Bali nature" melukiskan ke elokan alam Pulau Bali, menghampar luas pemandangan persawahan berbukit. Perspektif pemandangan dari atas, nampak luas terlihat hamparan alam nan eksotis memadukan antara keindahan alam dan kehidupan manusia yang harmoni, nampak perkampungan penduduk begitu menyatu dengan alam dikelilingi rimbunya pepohonan dan pohon-pohon kelapa yang tinggi menjulang, membuktikan bahwa masyarakat Bali sangat menjaga akan kelestarian alam.

Keharmonisan dan keindahan antara alam dan masyarakat Bali telah menginspirasi sang pelukis Walter spies untuk melukiskanya dalam keindahan karya seni tinggi dalam aliran lukisan naturalism bergaya dekoratif khas Walter spies yang memberikan sentuhan detail dalam setiap bagian terkecil dari obyek lukisan ini.

Walter Spies, lahir di Moskwa 15 September 1895 – meninggal di Samudera Hindia, 19 Januari 1942 pada umur 46 tahun, ia merupakan pelukis, perupa, dan juga pemusik. Ia adalah tokoh di belakang modernisasi seni di Jawa dan Bali.

Walter Spies lahir sebagai anak seorang peniaga kaya Jerman yang telah lama menetap di Moskwa. Semenjak muda ia telah menggemari seni musik, seni lukis, dan seni rupa. Ia mengenal Rachmaninov dan mengagumi Paul Gauguin seorang pelukis terkenal Dunia.

Selepas Perang Dunia I, Walter Spies sempat tinggal beberapa lama di Berlin - Jerman dan berteman dengan sutradara ternama masa itu, Friedrich Murnau. Kelak, Murnau-lah yang banyak membantu Walter Spies secara finansial di perantauan. Di Jerman ia sudah cukup ternama karena lukisan-lukisannya, namun ia merasa tidak kerasan karena sebagai homoseksual ia selalu dicari-cari polisi.

Pada tahun 1923 ia datang ke Jawa dan menetap pertama kali di Yogyakarta. Dia dipekerjakan oleh sultan Yogya sebagai pianis istana dan diminta membantu kegiatan seni keraton. Walter Spies lah yang pertama kali memperkenalkan notasi angka bagi gamelan di keraton Yogyakarta. Notasi ini kemudian dikembangkan di kraton-kraton lain dan digunakan hingga sekarang.

Setelah kontraknya selesai, ia lalu pindah ke Ubud, Bali, pada tahun 1927. Di sinilah ia menemukan tempat impiannya dan menetap hingga menjelang kematiannya. Di bawah perlindungan raja Ubud masa itu, Cokorda Gede Agung Sukawati, Walter Spies banyak berkenalan dengan seniman lokal dan sangat terpengaruh oleh estetika seni Bali. Ia mengembangkan apa yang dikenal sebagai gaya lukisan Bali yang bercorak dekoratif. Dalam seni tari ia juga bekerja sama dengan seniman setempat, Limbak, memoles sendratari yang sekarang sangat populer di Bali, Kecak.
Sering kali dikatakan bahwa ia adalah orang yang pertama kali menarik perhatian tokoh-tokoh kesenian Eropa terhadap Bali. Ia memiliki jaringan perkenalan yang luas dan mencakup orang-orang ternama di Eropa. Sejumlah temannya banyak diundangnya ke Bali untuk melihat sendiri pulau kebanggaannya itu. Di bulan Desember 1938 Spies sempat dipenjara karena dituduh homoseksual. Ia baru dibebaskan karena bantuan beberapa temannya, di antaranya Margaret Mead, pada September 1939.

Perang Dunia Kedua membawanya pada nasib buruk. Sebagai orang Jerman, ia ditangkap pemerintah Hindia Belanda. Ia meninggal 19 Januari 1942 karena tenggelam bersama-sama dengan kapal 'Van Imhoff' yang ditumpanginya. Kapal dengan 477 tawanan dan 110 awak kapal itu tidak mempunyai ciri-ciri yang khas yang menandai bahwa kapal itu kapal yang membawa tahanan perang, sehingga diserang oleh armada Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di perairan barat Sumatera Utara. Kapal yang seharusnya berlayar ke Srilanka itu mengangkut orang-orang Jerman yang diusir dari Hindia Belanda akibat serangan Jerman ke Belanda.

Posting by JAVADESINDO Art Gallery
Lelang online khusus lukisan Maestro