11.23.2011

>> HAL - HAL YANG HARUS DIHINDARKAN AGAR LUKISAN TIDAK RUSAK

"Rest on flight to Egypt" by Caravaggio

Berikut kami bagikan informasi tentang hal – hal yang harus dihindarkan agar lukisan yang kita koleksi tidak rusak, sehingga bisa awet dan berumur panjang hingga ratusan tahun.

1. Hindarkan lukisan dari terpaan sinar matahari langsung, agar warna tidak pudar, canvas dan cat tidak lapuk.

2. Hindarkan lukisan dari penempatan pada tempat dan posisi yang lembab, karena bisa menyebabkan timbulnya jamur pada permukaan canvas dan cat, sehingga menyebabkan rapuhnya cat dan canvas.

3. Hindarkan lukisan dari debu yang menumpuk dalam kurun waktu yang lama, sebaiknya lukisan dibersihkan secara berkala minimal 1 Bulan sekali, untuk menghilangkan debu, cukup dilap dengan kain lembut atau kuas yang bulunya lembut.

4. Hindarkan penempatan lukisan pada area yang memiliki tingkat aktifitas tinggi atau mudah terjangkau anak –anak, karena beresiko lukisan jatuh tersenggol atau terkena benturan benda pada saat ada aktifitas, sehingga bisa menyebabkan lukisan rusak dan robek.

5. Hindarkan lukisan dari penempatan yang berpotensi terkena tampias air atau kebocoran pada atap, karena dapat langsung menyebabkan timbulnya jamur dan noda permanen pada Lukisan

6. Hindarkan dari kecerobohan saat pemindahan lukisan dalam penempatan yang baru, seringkali terjadi lukisan robek akibat terbentur saat pemindahan lukisan, karena kecerobohan yang tidak hati – hati.

Itulah beberapa informasi seputar perawatan lukisan, karena lukisan adalah sebuah karya seni dan aset masa depan yang bernilai tinggi, maka perlu kita prioritaskan dalam perawatanya, semoga informasi ini bermanfaat.



Posted by JAVADESINDO Art Gallery
Galeri online khusus lukisan berkelas



11.20.2011

>> SEKILAS TENTANG BUKU KOLEKSI SENI BUNG KARNO


Pelukis: Basuki Abdullah
Judul: DR.Ir.Soekarno Presiden RI
Media: Oil on Canvas
Ukuran: 149cm X 94cm
*) Lukisan ini adalah salah satu koleksi Bung Karno, yang terdapat pada buku jilid II



Pada Tahun 1956 buku yang berisi lukisan – lukisan koleksi Dr. Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama, telah diterbitkan oleh pustaka kesenian di Peking ( Tiongkok ) terdiri dari jilid ke-I dan ke-II, kemudian disusul jilid ke-III dan ke-IV, pada Tahun 1959.

Dalam penerbitan tersebut diatas, hanya terdapat 384 buah koleksi lukisan, sedangkan lukisan – lukisan dalam koleksi beliau selalu bertambah sesuai dengan perkembangan kemajuan kebudayaan dan kesenian Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan.
Dalam menyusun buku koleksi seni Bung Karno ini, telah ditunjuk satu tim ahli untuk mengumpulkan data dan menyusunya menjadi tiap-tiap seri buku, yang setiap serinya terdiri dari 5 jilid.

Buku jilid I – IV terdiri dari koleksi lukisan – lukisan, yang setiap jilidnya di isi 100 koleksi lukisan terpilih karya dari para pelukis maestro legendaris terkenal Indonesia dan Dunia, seperti: Affandi, Basuki Abdullah, Hendra Gunawan, Lee man fong, S.Sudjojono, Le Mayeur, Antonio Blanco, Walterspies, R. Bonnet, W.G Hofker, Theo Meiyer, dan masih banyak lagi. Sedangkan di buku jilid ke-V khusus di isi koleksi patung – patung dan porselen yang bernilai seni dan sejarah yang tinggi.

Terdapat salah satu tim penyusun buku koleksi Bung Karno, adalah seorang pelukis maestro terkenal yaitu Lee man fong, yang juga menjadi pelukis Istana Presiden Republik Indonesia pada masa itu.

Buku koleksi seni Bung Karno, diterbitkan oleh panitia penerbit lukisan – lukisan dan patung – patung koleksi Presiden Soekarno, dan dicetak oleh PT. Percetakan Toppan, Tokyo, Jepang. Buku ini diterbitkan dalam 3 bahasa, yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan Bahasa Jepang, sedangkan untuk bahasa Indonesia nya masih menggunakan ejaan tempoe doeloe.

Dalam penerbitan buku koleksi seni Bung Karno ini, mendapat sambutan hangat dari para pecinta seni rupa di seluruh Dunia.


Sumber dari “Buku Lukisan dan Patung koleksi Presiden Soekarno”
Posted by JAVADESINDO Art Gallery

Rumah Lelang Online khusus Lukisan Maestro Original:

Lelang online khusus lukisan maestro


11.19.2011

>> 4 MEDIA DAN BAHAN YANG UMUM DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN MELUKIS

Melukis merupakan sebuah pekerjaan, aktifitas dan hobi yang mengasyikan, melalui dunia imajinasi, kita bisa melukiskan apa saja yang ada dalam Dunia imajinasi alam pikiran kita tanpa batas, diatas canvas, kertas, kayu, atau bahan apapun yang bisa digunakan sebagai bahan untuk berkarya membuat lukisan.

Berikut beberapa media dan bahan yang umum atau biasa digunakan sebagai bahan untuk melukis:


Media Lukisan: Cat minyak diatas canvas

1. Cat minyak diatas canvas, adalah bahan yang paling populer, dan biasa digunakan dalam melukis, karena pemakaian yang mudah diaplikasikan serta hasil lukisanya bisa digunakan dalam berbagai tehnik gaya lukisan, halus ataupun bertekstur.
Bahan melukis ini berbasis minyak, dan memiliki tingkatan kualitas mulai dari kualitas standart hingga kualitas tinggi, dan dibedakan dengan harga.
Baik pelukis pemula atau pelukis profesional, sering menggunakan bahan material cat minyak dan canvas sebagai media pilihan untuk melukis.
Cat minyak untuk melukis tersedia dalam kemasan tube, beberapa brand produk diantaranya: Rembrantd, Van Gogh, Winsor dan Talens.
Sedangkan untuk kualitas canvasnya dibedakan dengan tebal tipis kain canvas, biasanya semakin tebal canvas, maka semakin bagus pula tingkat kualitasnya.





Media Lukisan: Cat Acrylic diatas canvas

2. Cat Acrylic diatas canvas, bahan untuk melukis ini, memiliki tehnik dan aplikasi penggunaanya hampir sama dengan cat minyak, hanya saja, perbedaanya untuk cat acrylic ini berbasis air, dan penggunaan tehnik goresanya adalah goresan tebal/ opaque, lebih sulit dari tehnik cat minyak, karena cepat kering.
Untuk hasil kualitas tehnik lukisanya, cat minyak lebih unggul dari segi kehalusan khususnya untuk lukisan gaya realist dan naturalist. Sedangkan untuk daya tahan/ keawetan catnya sama dengan cat minyak. 
Hanya pelukis yang  memiliki bakat kemampuan jam terbang tinggi yang bisa melukis menggunakan cat acrylic, dengan hasil sehalus cat minyak.
Sama seperti cat minyak, untuk lukisan cat acrylic ini juga sensitif dengan terpaan sinar matahari langsung secara terus - menerus, yang menyebabkan pudarnya warna.






Media Lukisan: Cat air diatas kertas

3. Cat Air diatas kertas , gaya dan tehnik yang dipakai dalam lukisan cat air diatas kertas adalah tehnik transparant atau penggunaan warna yang tipis dan sapuan kuas berulang, efek dari tehnik cat air sangat unik dan khas, warna yang ditimbulkan adalah warna-warna soft indah.
Alat kuas yang digunakan untuk melukis dengan cat air, berbeda dengan kuas yang digunakan untuk melukis dengan cat minyak. Kuas cat air memiliki bulu kuas lebih halus dan lembut.
Lukisan cat air, memiliki perlakuan yang lebih khusus jika dibandingkan dengan lukisan cat minyak, karena bahan dan cat untuk lukisan cat air lebih sensitif dengan cuaca dan kelembapan. Biasanya lukisan cat air diframe dengan menggunakan kaca, dan ditempatkan dalam posisi ruangan kering dan terlindung dari terpaan sinar Matahari langsung.






Media Lukisan: Pastel diatas kertas

4. Pastel diatas kertas, penggunaan bahan pastel untuk melukis, biasanya digunakan oleh pelukis yang masih belajar atau pemula.
Sedangkan untuk pelukis profesional, biasanya digunakan untuk lukisan sketsa langsung.
Setiap media dan bahan yang digunakan untuk melukis memiliki efek unik tersendiri dari masing-masing bahan tersebut, begitu juga dengan lukisan pastel diatas kertas.
Para pelukis maestro juga terkadang menggunakan pastel sebagai bahan untuk melukis.
Pastel memiliki dua bahan dasar, yaitu pastel berbasis air dan pastel berbasis minyak, pastel berbasis minyak memiliki kualitas yang lebih unggul untuk melukis, jika dibandingkan dengan pastel berbasis air.

Itulah, 4 media dan bahan yang umum atau lebih sering digunakan oleh para pelukis untuk berkarya. Sebenarnya, dalam Dunia lukisan, eksplorasi penggunaan bahan material untuk melukis tidak terbatas, apapun media dan bahan bisa dimanfaatkan untuk membuat karya lukisan, dan setiap bahan media memiliki efek keunikan tersendiri.



Posting by JAVADESINDO Art Gallery
Galeri online khusus lukisan berkelas

11.14.2011

>> 9 TEMA LUKISAN YANG POPULER DI MASAYARAKAT

Berdasarkan data statistik konsumen JAVADESINDO Art Gallery, berikut kami informasikan 9 tema karya lukisan yang populer atau paling banyak diminati para pecinta karya lukisan untuk dikoleksi ataupun untuk hiasan rungan interior.

1. LUKISAN KALIGRAFI ARAB




Tema lukisan kaligrafi arab menempati urutan pertama, sebagai Negara dengan penduduk Muslim skala terbesar di Dunia dari jumlah keseluruhan penduduk, banyak para konsumen menjadikan lukisan kaligrafi arab sebagai hiasan dalam setiap rungan interior, sebagai simbol religius sekaligus keindahan karya seni.




2. LUKISAN PEMANDANGAN ALAM & PANEN PADI






Tema lukisan pemandangan alam dan panen padi bersifat universal dan fleksibel, yang artinya, baik dari kalangan awam sampai kalangan ahli, menyukai akan keindahan dan pesona alam, juga bisa dipajang hampir disemua jenis ruangan interior, bisa ditempatkan ruang mana saja, baik ruang tamu, ruang keluarga, ataupun kamar tidur, lobi hotel dan kantor.





3. LUKISAN MODERN/ ABSTRAK




Berhubungan dengan trend saat ini, banyak yang menyukai rumah gaya modern dan minimalis, sehingga untuk melengkapi aksesoris dan perabot didalam ruangan juga menyesuaikan gaya tersebut.
Dan lukisan bertema modern/ abstrak menjadi pilihan utama sebagai aksesoris aksen utama atau penyempurna dalam ruangan interior bergaya modern/ abstrak, sehingga rungan terkesan hangat dan tidak kaku.





4. LUKISAN KULTUR DAN BUDAYA INDONESIA




Rasa kerinduan akan kampung halaman, kultur dan budaya, mengingatkan akan masa-masa lalu, masa-masa kecil, masa-masa perjuangan. Sehingga semua itu membekas dalam jiwa akan kecintaan keaneka ragaman alam, kultur dan budaya Bangsa Indonesia.
Keunikan dan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap budaya, adalah pesona dan kebanggaan, rasa bangga sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan keanekaragaman alam, suku, kultur dan budaya masih menjadi daya tarik yang tinggi bagi para pecinta lukisan, baik sebagai koleksi karya seni maupun sebagai hiasan dalam ruangan interior.





5. LUKISAN KUDA




Lukisan bertema kuda menjadi salah satu tema lukisan populer yang banyak dipesan untuk dikoleksi sebagai karya seni ataupun untuk hiasan ruangan interior. Biasanya penempatan lukisan bertema kuda dipajang dalam ruangan utama atau ruangan publik, seperti: ruang tamu, lobi hotel, dan lobi kantor. Alasan utama mengapa lukisan bertema kuda banyak gemari, terutama kumpulan kuda yang berlari di alam liar,karena kuda merupakan hewan energic, cepat, kuat, memiliki bentuk yang indah, gagah dan berwibawa. Saat dilukis diatas canvas, seringkali keindahan lukisan kuda memukau para peminat yang melihatnya.





6. LUKISAN IKAN KOI




Pesona ikan koi menempati arti tersendiri bagi setiap peminatnya, banyak orang yang terpesona dengan bentuk dan keindahan warna-warni ikan koi.
Dengan daya imajinasi para seniman, ikan koi dilukis diatas canvas dalam harmoni ciri khas kombinasi daun dan bunga teratai, tetesan air, bebatuan alam.
Lukisan bertema ikan koi banyak diminati karena pesona keindahan warna dan kombinasi elemen-elemen natural dalam kesatuan karya seni, juga bagi sebagaian orang, adalah merupakan sebuah simbol keberuntungan untuk lukisan ikan koi yang berjumlah 9, dan kelipatanya.





7. LUKISAN BUNGA




Setiap orang suka akan keindahan bunga, beraneka ragam jenis bunga memiliki keindahan warna dan bentuknya masing-masing.
Ada beberapa varian bunga populer untuk tema lukisan, paling banyak dan paling sering dikoleksi oleh para pecinta karya lukisan, diantaranya lukisan bertema bunga mawar, bunga anggrek, bunga matahari dan bunga teratai.





8. LUKISAN BUAH




Lukisan bertema buah, adalah obyek lukisan yang wajib dan hanya ditempatkan diruang makan, sehingga hampir setiap ruang makan pasti dipajang hiasan lukisan buah. Tema buah yang sederhana, setiap orang pasti tahu dan bisa dengan mudah mengamati bahwa itu adalah lukisan buah, biasanya dilukis dalam gaya lukisan naturalist. Itu sebabnya mengapa lukisan buah termasuk dalam kategori lukisan populer.





9. LUKISAN BURUNG MERPATI




Burung merpati adalah salah satu burung yang menjadi simbol keindahan, kesetiaan dan kesucian, sering dipakai pada cover undangan pernikahan.
Bahkan salah satu pelukis maestro terkenal Lee man fong, paling sering melukis dengan obyek burung merpati.
Bulu warnanya putih, sederhana namun indah, dan termasuk dalam object lukisan fleksibel, dan bisa dijadikan fokus area pada hampir setiap jenis ruangan interior, itu salah satu alasanya mengapa lukisan bertema burung merpati banyak diminati.


PESAN DISINI >> GALERI ONLINE KHUSUS LUKISAN BERKUALITAS TINGGI

11.11.2011

>> KEKAYAAN ALAM DAN BUDAYA INDONESIA, DALAM KARYA SENI LUKISAN BERKELAS



" Barong "oleh Heno Airlangga, 111cm x 80cm, cat acrylic diatas canvas, 2014

Indonesia adalah bangsa besar, kaya akan kultur dan budaya, keramah tamahan rakyat Indonesia dalam senyum dan gotong royong, dengan kekayaan alam berlimpah, pesona-pesona keindahan alam tropis dengan berbagai ke ajaibanya, menjadikan alam Indonesia adalah sepenggal Surga di Bumi.

Semua keindahan tentang alam, keragaman suku, kultur dan budaya Indonesia, adalah warisan nenek moyang yang tak ternilai, dan sumber inspirasi, salah satunya adalah sumber inspirasi dalam karya seni lukisan, yang menggambarkan maupun melukiskan tema-tema keberagaman budaya diatas canvas dengan goresan cat minyak oleh seniman-seniman berdaya imajinasi tinggi.

Salah satu referensi Galeri yang menyediakan koleksi lukisan bertema alam, kultur dan budaya bangsa Indonesia, adalah JAVADESINDO Art Gallery. Beragam tema lukisan budaya Indonesia tersaji lengkap dalam berbagai gaya lukisan realist, naturalist, impressionist dan expressionist.

Karya-karya lukisan berkelas tersebut dilukis oleh seniman-seniman professional berpengalaman.

Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, mencintai kultur dan budaya bangsa sendiri adalah wujud nasionalisme dan kebanggaan, yang bisa terwujud dalam berbagai sikap untuk maju, kreatifitas dan kecintaan terhadap berbagai koleksi yang berhubungan dengan kultur budaya Indonesia, salah satunya termasuk Lukisan.


Posted by JAVADESINDO Art Gallery 
Galeri online khusus lukisan berkelas

11.07.2011

>> TERKUAKNYA MISTERI KEMATIAN VAN GOGH


Vincent Van Gogh Pelukis maestro ternama Dunia asal Netherland/ Belanda, dari data penelitian terakhir oleh para ahli sejarah, ternyata bukan bunuh diri tapi terbunuh tanpa sengaja. Demikian kesimpulan dua orang penulis buku tentang sejarah kehidupannya yang baru diterbitkan. Buku biografi Van Gogh itu diberi judul The Life, ditulis oleh Steven Naifeh dan Gregory White Smith yang melakukan penelitian selama 10 tahun dan bekerja sama dengan lebih dari 20 penerjemah dan peneliti.

Menurut kesimpulan mereka, Van Gogh sesungguhnya tidak sengaja tertembak oleh dua anak yang dikenalnya sebagai bocah pemilik "senjata api rusak". Pelukis Maestro legendaris asal Belanda ini meninggal dunia di Auvers-sur-Oise, Prancis, tahun 1890 pada usia baru 37 Tahun.
Dengan bantuan peneliti dan penerjemah, kedua penulis menyisir ribuan surat sang Pelukis maestro yang belum pernah diterjemahkan sebagai bahan studi dan dokumen untuk membangun basis data yang berisi 28.000 catatan. Van Gogh tinggal di penginapan Auberge Ravoux selama masa produktifnya, dimana dia lalu berjalan kaki menuju ladang gandum dekat tempat itu untuk melukis.

Selama ini orang mengira di ladang itulah tembakan bunuh dirinya dilakukan, sesaat sebelum akhirnya dia kembali ke penginapan dan meninggal dunia. Namun penulis Steven Naifeh mengatakan, "jelas buat kami bahwa dia bukan pergi ke ladang gandum itu untuk bunuh diri".
"Pemahaman sejumlah orang di Auvers di antara orang-orang yang kenal dirinya adalah dia terbunuh dalam kecelakaan yang melibatkan dua bocah dan dia memilih melindungi mereka dengan mengaku menembak diri sendiri."

Kesimpulan ini, menurut penulis juga didukung oleh hasil penelitian sejarawan seni John Rewald yang merekam versi kejadian tersebut saat mendatangi Auvers tahun 1930-an. Beberapa rincian kejadian juga dianggap mendukung teori itu. Termasuk di antaranya, penjelasan bahwa peluru ternyata menembus bagian perut atas Van Gogh dari sudut yang aneh, bukan lurus seperti dari arah tembakan sendiri.

Dua bocah ini, satu di antaranya mengenakan baju koboi dan pistol rusak yang dipakainya bermain tembak-tembakan, diketahui minum-minum saat itu bersama Vincent. Jadi ada dua anak remaja dengan pistol tak berfungsi, ada satu anak yang senang main koboi, lalu ada tiga orang yang mungkin tiga-tiganya minum terlalu banyak.

Sementara penulis Gregory White Smith, menilai Van Gogh tidak “dengan sengaja mencari mati tetapi ketika kematian datang, atau saat kemungkinan meninggal muncul, dia merengkuhnya”. Sikap Van Gogh menerima kematian itu menurutnya "benar-benar didasari sebagai bukti cinta untuk adiknya, karena dia merasa jadi beban". Adik Van Gogh, Theo, mengongkosi hidup sang Pelukis maestro yang saat itu, "tidak laku".

Biografi ini diterbitkan Senin (17/10/2011), dan menurut penulisnya diharapkan memberi pemahaman lebih terhadap "sosok yang rapuh dan lemah" dan karena itu karya seninya akan nampak "semakin jelas sebagai sebuah pencapaian".


Sumber: BBC, Steven Naifeh dan Gregory White Smith.
Posted by JAVADESINDO Art Gallery

Lelang online khusus Lukisan Maestro


10.11.2011

>> INFO SEPUTAR VERIFIKASI KEASLIAN LUKISAN



" Horses " oleh Basoeki Abdullah, 100cm x 150cm, Cat minyak diatas canvas

Verifikasi keaslian lukisan merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan bagi pemilik lukisan atau sesorang yang ingin membeli lukisan, terutama lukisan-lukisan karya para pelukis maestro yang pelukisnya telah tiada. Karena dengan melakukan verifikasi keaslian lukisan oleh sang ahli (kurator lukisan), akan memberikan rasa kenyamanan, kepuasan dan kebanggaan dalam mengkoleksi lukisan karya pelukis maestro. Karena pelukisnya telah tiada, maka diperlukan sebuah tim atau seseorang yang ahli dalam menilai keaslian sebuah lukisan.

Dalam suatu kondisi tertentu, terkadang terjadi perbedaan atau adu argumen antar kurator dalam menilai keaslian sebuah lukisan, sehingga tak jarang membuat pemilik lukisan menjadi bingung, mana yang harus dipegang. Untuk itu, kami memberikan beberapa tips agar pemilik lukisan yakin dan percaya akan keotentikan keaslian lukisan yang dikoleksinya, berikut tips-tips nya:
  1. Pilihlah salah satu kurator lukisan, baik sebuah tim atau perseorangan, yang profesional kinerjanya dan independent, tidak terpengaruh dan tergoda oleh suatu perjajian yang menggiurkan untuk bersikap tidak profesional.
  2. Saat anda memilih kurator lukisan kepercayaan anda, percayailah mereka, selama kinerjanya profesional dan kredibilitasnya bisa dipertanggung jawabkan.
  3. Apabila ada statement-statement dari kurator lain yang berbeda penilainya dalam menilai keaslian lukisan yang anda koleksi, hargailah pendapat mereka, namun tetap pegang dan percayailah kurator pilihan kepercayaan anda.
  4. Jika anda ingin membeli lukisan karya pelukis maestro, tapi sudah ada sertifikat keasliannya, mintalah kurator kepercayaan anda untuk mengecek langsung phisik lukisan dan sertifikatnya, kemudian ikutilah keputusan dari kurator kepercayaan anda tersebut.
  5. Nikmati dan berbanggalah dengan koleksi lukisan yang anda miliki, karena sebuah karya lukisan adalah untuk dinikmati, bukan untuk diributkan atau diperdebatkan.
Itulah beberapa tips bagi anda yang mengkoleksi lukisan karya para pelukis maestro, selamat mengkoleksi.


Posting by JAVADESINDO Art Gallery
Lelang online khusus lukisan maestro



9.29.2011

>> LUKISAN AFFANDI, ABSTRAK KARYA SENI TERTINGGI

" Teratai merah " oleh Affandi, 90cm X 130cm, cat minyak diatas canvas, 1986

Affandi adalah seorang seniman lukis tersohor, namanya telah melegenda sebagai seorang pelukis maestro ternama, baik dalam dan luar negeri, karya-karya lukisanya merupakan tonggak lahirnya aliran lukisan abstrak modern, tak beraturan, tak terpaut dengan matematis bentuk dan anatomi benda ataupun mahkluk hidup. Namun muatan penyampaian jiwa dan makna adalah fokus utama dalam aliran ini, ditambah dengan goresan lepas bebas, menjadikan karakter ini unik dan mampu mencapai pada titik tertinggi dari sebuah karya seni.


Posting by JAVADESINDO Art Gallery
Lelang online khusus lukisan maestro



9.26.2011

>> EKSPRESI DUNIA ANAK-ANAK DALAM KARYA LUKISAN


"Matahari, gunung, kupu-kupu dan hujan" 34cm X 53cm, Oil on Canvas




"Aku, teman dan ayunan, riang kehujanan" 34cm X 53cm, Oil on Canvas





Najwa kecil umur 5,5 Tahun, sedang melukis




Najwa kecil dan hasil lukisanya

Anak-anak adalah jiwa bebas dan unik, polos apa adanya dalam mengekspresikan keinginan dan informasi yang ingin disampaikanya. Lukisan diatas merupakan salah satu contoh ekspresi unik dan bebas dari karya lukisan anak-anak (karya Pelukis kecil Najwa), bebas, apa adanya, tidak terpaut dengan aturan apapun, yang ada dalam imajinasi anak adalah sebuah ekspresi dunianya, dunia anak-anak yang bebas tanpa batas, penuh dengan petualangan dan eksperimen baru.

Lukisan karya pelukis kecil Najwa ini mengekspresikan petualanganya saat liburan outbound bersama teman Taman kanak-kanak, mengilustrasikan dalam karya seni polos, unik bebas apa adanya, menyampaikan apa yang dilihat dan dirasakanya dari alam, dari komunikasi dan dari interaksi dengan lingkungan sekitarnya, kemudian dituangkan diatas lukisan cat minyak diatas canvas dalam bentuk, ukuran, komposisi, goresan dan warna bebas, tanpa ada batasan tehnik dan akademis, yang ingin disampaikanya hanyalah apa yang dilihat dan dirasakanya, dengan caranya sendiri.


Posting by JAVADESINDO Art Gallery
Galeri online khusus lukisan berkelas



9.24.2011

>> PELUKIS MAESTRO ASING, YANG PERNAH MENETAP DI INDONESIA


1. Adrien-Jean Le Mayeur de Merpres (1880 - 1958 )


Lahir di Brusel, 9 Februari 1880 – meninggal di Ixelles, 31 Mei 1958 pada umur 78 tahun, ialah seorang pelukis dari Belgia. Ia tiba di Singaraja, Bali dengan perahu pada tahun 1932. Lalu ia menetap di Denpasar.
Le Mayeur menyewa sebuah rumah di banjar Kelandis, Denpasar, tempatnya berkenalan dengan penari legong Ni Nyoman Pollok yang berusia 15 tahun, yang kemudian menjadi model lukisannya.

Sejumlah karya Le Mayeur yang menggunakan Ni Pollok sebagai model dipamerkan di Singapura untuk pertama kalinya pada tahun 1933, yang kemudian sukses dan ia pun terkenal. Kembali dari Singapore, Le Mayeur membeli sepetak tanah di Pantai Sanur dan membangun rumah. Di rumah yang menjadi studio ini, Ni Pollok bekerja tiap hari sebagai model bersama 2 sahabatnya. Kecantikan dan kepribadian Ni Pollok membuat Le Mayeur menikmati rumah barunya di Bali. Awalnya, ia hanya akan tinggal selama 8 bulan, namun kemudian ia memutuskan untuk tinggal di pulau itu sampai akhir hayatnya.
Setelah 3 tahun bekerja bersama, pada tahun 1935, Le Mayeur dan Ni Pollok menikah. Sepanjang kehidupan pernikahannya, Le Mayeur tetap melukis dengan menggunakan istrinya sebagai model.

Pada tahun 1956, Bahder Djohan, Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia saat itu mengunjungi Le Mayeur dan Ni Pollok di rumahnya. Bahder begitu terpesona dengan karya pelukis itu dan kemudian mengusulkan kepada pasangan itu untuk melestarikan rumah mereka dan seisinya sebagai museum. Le Mayeur menyetujui gagasan itu dan sejak itu ia bekerja lebih keras untuk menambah banyak koleksi rumah itu dan menambah kualitas karyanya juga.

Akhirnya, impian Le Mayeur menjadi kenyataan ketika pada tanggal 28 Agustus 1957, sebuah testamen ditandatangani, yang isinya adalah bahwa Le Mayeur mewariskan semua miliknya termasuk tanah, rumah, dan seisinya kepada Ni Pollok sebagai hadiah. Di saat yang sama, Ni Pollok kemudian memindahkan semua yang diwarisi dari suaminya kepada Pemerintah Indonesia untuk digunakan sebagai museum.

Pada tahun 1958, Le Mayeur menderita kanker telinga parah, dan ditemani oleh Ni Pollok ia kembali ke Belgia untuk menerima perawatan medis. Setelah 2 bulan di sana, akhirnya Le Mayeur meninggal dunia dalam usia 78 tahun dan dimakamkan di Ixelles/Elsene, Brusel. Ni Pollok kemudian pulang kampung untuk merawat rumahnya yang menjadi museum hingga kematiannya pada tanggal 18 Juli 1985 dalam usia 68 tahun.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Adrien-Jean_Le_Mayeur
Link



2. Walter Spies (1895 - 1942 )

Lahir di Moskwa, 15 September 1895 – meninggal di Samudera Hindia, 19 Januari 1942 pada umur 46 tahun, merupakan pelukis, perupa, dan juga pemusik. Ia adalah tokoh di belakang modernisasi seni di Jawa dan Bali.
Spies lahir sebagai anak seorang peniaga kaya Jerman yang telah lama menetap di Moskwa. Semenjak muda ia telah menggemari seni musik, seni lukis, dan seni rupa. Ia mengenal Rachmaninov dan mengagumi Gauguin.

Selepas Perang Dunia I, Spies sempat tinggal beberapa lama di Jerman (di Berlin) dan berteman dengan sutradara ternama masa itu, Friedrich Murnau. Kelak, Murnau-lah yang banyak membantu Spies secara finansial di perantauan. Di Jerman ia sudah cukup ternama karena lukisan-lukisannya, namun ia merasa tidak kerasan karena sebagai homoseksual ia selalu dicari-cari polisi.

Pada tahun 1923 ia datang ke Jawa dan menetap pertama kali di Yogyakarta. Dia dipekerjakan oleh sultan Yogya sebagai pianis istana dan diminta membantu kegiatan seni keraton. Spies-lah yang pertama kali memperkenalkan notasi angka bagi gamelan di keraton Yogyakarta. Notasi ini kemudian dikembangkan di kraton-kraton lain dan digunakan hingga sekarang.

Setelah kontraknya selesai, ia lalu pindah ke Ubud, Bali, pada tahun 1927. Di sinilah ia menemukan tempat impiannya dan menetap hingga menjelang kematiannya. Di bawah perlindungan raja Ubud masa itu, Cokorda Gede Agung Sukawati, Spies banyak berkenalan dengan seniman lokal dan sangat terpengaruh oleh estetika seni Bali. Ia mengembangkan apa yang dikenal sebagai gaya lukisan Bali yang bercorak dekoratif. Dalam seni tari ia juga bekerja sama dengan seniman setempat, Limbak, memoles sendratari yang sekarang sangat populer di Bali, Kecak.

Sering kali dikatakan bahwa ia adalah orang yang pertama kali menarik perhatian tokoh-tokoh kesenian Eropa terhadap Bali. Ia memiliki jaringan perkenalan yang luas dan mencakup orang-orang ternama di Eropa. Sejumlah temannya banyak diundangnya ke Bali untuk melihat sendiri pulau kebanggaannya itu. Di bulan Desember 1938 Spies sempat dipenjara karena dituduh homoseksual. Ia baru dibebaskan karena bantuan beberapa temannya, di antaranya Margaret Mead, pada September 1939.

Perang Dunia Kedua membawanya pada nasib buruk. Sebagai orang Jerman, ia ditangkap pemerintah Hindia Belanda. Ia meninggal 19 Januari 1942 karena tenggelam bersama-sama dengan kapal 'Van Imhoff' yang ditumpanginya, akibat dibom armada Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di perairan barat Sumatera Utara. Kapal yang seharusnya berlayar ke Srilanka itu mengangkut orang-orang Jerman yang diusir dari Hindia Belanda akibat serangan Jerman ke Belanda.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Walter_Spies



3. Antonio Maria Blanco (1912 - 1999)

Lahir di Manila, Filipina, 15 September 1912 Рmeninggal di Bali, Indonesia, 10 Desember 1999 pada umur 87 tahun, adalah seorang pelukis keturunan Spanyol dan Amerika. Antonio lahir di distrik Ermita di Manila, Filipina. Ia pada mulanya hidup dan bekerja di Florida dan California, Amerika Serikat, hingga pada suatu waktu hatinya tertarik untuk mengeksplorasi pulau-pulau di Samudra Pasifik sebagai sumber inspirasinya seperti pelukis Paul Gauguin, Jos̩ Miguel Covarrubias dan yang lainnya sebelum dirinya. Ia berencana untuk pergi ke Tahiti, tapi nasib membawanya ke Hawaii, Jepang dan Kamboja, dimana ia menjadi tamu kehormatan Pangeran Norodom Sihanouk.

Dari Cambodia ia kemudian pergi ke Bali pada tahun 1952 dan menikahi seorang wanita model lukisannya dan seorang penari tradisional Bali bernama Ni Ronji pada tahun 1953. Bali memberikan Antonio elemen penting yang ia butuhkan untuk membangun hasrat seninya yang jenius: pemandangan yang indah, suasana lingkungan yang seperti impian, dan keberadaan seni dan cinta yang luar biasa.

Semenjak saat itu, Antonio tidak pernah meninggalkan mimpinya dan mulai mewujudkan mimpinya itu dalam hidup dan karya-karyanya. Ia membangun sebuah rumah tinggal plus museum di Ubud yang menjadi tempat istirahatnya yang penuh keajaiban. Bangunan tersebut dibangun berdasarkan citra dan kesukaannya dimana Antonio menjadi sangat betah tinggal di dalamnya dan sangat jarang keluar.

Tanah tempat dibangunnya tempat tinggal Antonio tersebut adalah tanah pemberian Raja Ubud dari Puri Saren Ubud, Tjokorda Gde Agung Sukawati.
Orang tidak akan bisa membicarakan Antonio Blanco tanpa berbicara mengenai wanita sebab wanita adalah fokus dari karya-karya lukisnya. Bisa dikatakan bahwa Antonio adalah seorang pelukis feminin abadi. Ia merupakan seorang maestro lukisan romantik-ekspresif.

Sepanjang kariernya, Antonio menerima berbagai penghargaan, termasuk diantaranya Tiffany Fellowship (penghargaan khusus dari The Society of Honolulu Artists), Chevalier du Sahametrai dari Cambodia, Society of Painters of Fine Art Quality dari Presiden Soekarno dan Prize of the Art Critique di Spanyol. Antonio juga menerima penghargaan Cruz de Caballero dari Raja Spanyol Juan Carlos I yang memberikannya hal untuk menyandang gelar "Don" di depan namanya.

Banyak kolektor yang menghargai karya-karya lukisnya, seperti aktris Ingrid Bergman, ratu telenovela Mexico Thalía (Ariadna Thalía Sodi Miranda), Soekarno (Presiden pertama Indonesia), Soeharto (Presiden kedua Indonesia), mantan Wakil Presiden Indonesia Adam Malik, Pangeran Norodom Sihanouk, Michael Jackson (penyanyi yang dijuluki Raja Pop Dunia yang sempat membubuhkan tanda-tangannya pada sebuah lukisan sebagai sebuah donasi untuk Children of the World Foundation), dan masih banyak lagi.

Keinginan Antonio untuk suatu hari nanti memiliki museum akhirnya mulai terwujud juga dan diberi nama The Blanco Renaissance Museum. Museum yang mulai dibangun pada 28 Desember 1998 di lingkungan kediamannya yang asri itu kini berdiri megah, menyimpan lebih dari 300 karya Antonio dan secara kronologis memperlihatkan pencapaian estetik dari Antonio muda hingga yang paling mutakhir. Secara arsitektural, bangunan museum yang berkesan rococo itu juga menawarkan filosofi dan kearifan Bali.

Don Antonio Maria Blanco meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 1999 di Denpasar, Bali, akibat penyakit jantung dan ginjal yang dideritanya. Ia meninggalkan seorang istri dan empat orang anak: Cempaka, Mario, Orchid dan Mahadewi. Semenjak Antonio telah menjadi penganut Hindu, upacara persiapan kremasi ala Bali untuknya diadakan di sebuah rumah peristirahatan jenazah di Campuhan, Ubud, yang diikuti dengan rentetan upacara lainnya semenjak tanggal 23 Desember 1999. Peristiwa pembakaran mayatnya sendiri (Ngaben) baru terjadi pada tanggal 28 Desember 1999.

LinkSumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Antonio_Blanco



4. Lee Man Fong (1913-1988)

adalah seorang pelukis Indonesia yang dilahirkan di Tiongkok. Ia dibesarkan dan mendapatkan pendidikannya di Singapura. Di sana ia belajar melukis dengan seorang pelukis Lingnan, dan belakangan dengan seorang guru yang mengajarkannya lukisan minyak. Pada tahun 1933 ia pergi ke Indonesia dan tinggal di sana selama 33 tahun. Pada masa Perang Dunia II ia ditawan Jepang, dan setelah Indonesia merdeka, ia menjadi pelukis istana Presiden Soekarno dan menjadi warga negara Indonesia. Lukisan-lukisan Lee Man Fong diakui sebagai perintis pelukis Asia Tenggara. Pada Tahun 1964 ia ditunjuk oleh Presiden Soekarno untuk membuat buku yang berjudul "Lukisan-Lukisan dan Patung dari Koleksi Presiden Soekarno dari Republik Indonesia" buku ini berisi seluruh karya-karya seni yang dimiliki Presiden Soekarno dan semuanya berjumlah 5 Volume.

Kumpulan lukisannya diterbitkan dalam buku Lee Man Fong: Oil Paintings, volume I dan II dan diterbitkan oleh museum Art Retreat. Buku ini ditulis oleh kritikus seni Indonesia Agus Dermawan T., sementara seleksi karya dilakukan oleh Siont Tedja. Kedua buku yang keseluruhannya berisi 700 halaman ini berisi 471 lukisan pilihan milik banyak kolektor dari seluruh dunia.

Pada tahun 1966, karena kekacauan politik di Indonesia, Lee Man Fong hijrah ke Singapura dan lama menetap di sana, sehingga ia bahkan dianggap sebagai pelukis Singapura. Tahun 1988 ia meninggal di Puncak, Jawa Barat, karena sakit.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Lee_Man_Fong



5. Willem Gerard Hofker (1902 - 1981)


Lahir di Den Haag, Belanda, tanggal 2 Mei 1902, anak dari Gerrit Jan Hofker, pegawai negeri di Pos dan Telkom. Selama beberapa waktu ayah beliau menjadi teman sekerja De Nieuwe Gids dan berteman dengan anggota-anggota Beweging der Tachtigers (Gerakan Delapan puluhan). Beliau memberi nama anaknya dari Willem Witsen.

Willem Hofker awalnya study di Haagse Academie dan kemudian pada usia 14 Tahun, melanjutkan di Rijksacademie voor Beeldende Kunsten di Amsterdam. Beliau juga dididik oleh Willem Witsen dan Isaac Israel, yang bersahabat baik dengan ayahnya, yang jadi artis amatir dan penulis, anggota yang berkaitan dengan gerakan 'de Beweging van Tachtig'. Tahun 1927 Willem Hofker menang hadiah kedua di Prix de Rome. Tahun 1930 beliau menikahi Maria Rueter, ahli pelukis juga, anak perempuan Georg Rueter, pelukis dan dosen kepala di Rijksacademie voor Beeldende Kunsten di Amsterdam.

Pada tahun 1920-an, Hofker telah menyelesaikan beberapa pekerjaan monumental-dekoratif, antara lain untuk Koninklijke Nederlandsche Stoomvaart Maatschappij (KNSM), dimana beliau membuat beberapa lukisan dinding untuk kapal-kapal. Dari karya itu hampir tidak ada ketinggalan. Reputasi Hofker sebagai pelukis potret, menerima pesanan tahun 1936 melukis potret ratu Wilhelmina dari Belanda, untuk kantor pusat Koninklijke Pakketvaart Maatschappij (KPM) di Batavia, sekarang Jakarta.

Tahun 1938 suami isteri melakukan perjalanan ke hindia dan teruskan dengan perjalanan diseluruh jajahan Belanda. Pada waktu perjalanan itu mereka membuat gambar-gambar dan lukisan wilayah Indonesia yang memungkinkan direproduksi dan dipakai oleh KPM.

Suami isteri Hofker menetap di Bali, dimana Willem membuat gambar-gambar pemandangan dan penari Bali. Hofker bergaul dengan banyak pelukis, antara lain Walter Spies, Strasser, Le Mayeur dan sahabat baik mereka, Rudolf Bonnet. Tahun 1940 suami isteri pindah ke Ubud. Kebanyakan karya Hofker di Indonesia dibuat dalam periode antara Tahun 1938 - 1944. Karya seni beliau adalah bergaya halus, mengalir, dan juga puitis. Di Bali sebagian besar lukisan beliau bertema kuil dan kehidupan agama di pulau Bali, dan orang-orang Bali.

Waktu Perang Dunia II Hofker dengan temannya Bonnet, dipaksa ikut serta dengan KNIL di Surabaya, kemudian suami dan isteri di internir oleh tentara Jepang di kemah masing-masing pada tahun 1943, Willem sendiri di Tana Toraja, Sulawesi Tengah. Pada zaman ini kebanyakan sketsa Maria Hofker jadi hilang. Pada akhir masa perang, pasangan suami isteri tidak mau ikut serta gerakan Nasionalis Indonesia dan kembali ke Belanda.

Kembali ke Belanda tahun 1946, masa sulit untuk pasangan Hofker ini. Suasana perkembangan seni pada itu telah merubah seluruhnya. Karya figuratif Willem hampir tidak dapat penghargaan dari teman-temanya. Meskipun, pada akhirnya pesanan portret mulai meningkat cepat. Jumlah seluruhnya, Willem Hofker melukis kira-kira 800 potret untuk individu dan organisasi-organisasi, antara lain universitas dan perbankan. Termasuk, pada tahun 1970, potret Herman van den Wall Bake, presdir Algemene Bank Nederland (ABN). Willem Hofker juga ahli dalam melukis pemandangan kota Amsterdam dengan media crayon, dimana beliau fokus pada arsitektur, potret rumah-rumah dan kota-kota. Gambar-gambar Amsterdam ini dikumpulkan dalam tiga buku. Koleksi karya Bali terbit dengan judul 'Bali as seen by Willem Hofker' (1978). Di Belanda Willem Hofker masih melukis dengan tema orang-orang dan pemandangan Bali, dengan media kertas dan canvas.

Selama bagain akhir masa hidupnya, Willem Hofker memberikan banyak andil dalam perkembangan dunia seni lukisan, dengan publikasi karya-karya lukisanya, reputasi beliau meningkat. Saat ini karya pemandangan dan penari Bali beliau sangat dicari. Dan juga secara internasional, karya-karya pada masa Hofker menetap di Bali, menarik banyak perhatian didalam tahun-tahun terakhir masa hidupnya. Willem Hofker berdiam di Zomerdijkstraat,i Amsterdam dari 1934 - 1938 dan dari 1946 - 1967.
Willem Gerard Hofker meninggal dunia di Amsterdam 30 April 1981.

Sumber: http://www.wahrweb.org/_album/hofker/indexid.html




6. Johan Rudolf Bonnet (1895 - 1978)

Lahir di Amsterdam, Belanda, 30 Maret 1895 – meninggal di Laren, Belanda, 18 April 1978 pada umur 83 tahun, beliau adalah seorang pelukis berkebangsaan Belanda yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di Ubud, Bali sebagai seorang seniman dan pelukis. Dia adalah salah seorang dari banyak pelukis asing yang berkontribusi pada kemajuan seni lukis di Indonesia, khususnya di Bali.

Gambar dan lukisan Bonnet selalu bersifat kiasan dengan wajah-wajah yang sering terlihat "memanjang", menunjukkan pengaruh klasik kuat dan keinginannya untuk mengungkapkan kecantikan dalam karya-karya lukisnya.


Informasi dari berbagai sumber, dikemas dan disajikan oleh JAVADESINDO Art Gallery
Lelang online khusus lukisan maestro


9.03.2011

>> LUKISAN BERKELAS DAN BERKUALITAS DARI JAVADESINDO Art Gallery



" Sepasang Ikan Arowana " karya Heno Airlangga, 110 cm x 63cm, cat acrylic diatas canvas, 2015

JAVADESINDO Art Gallery, berkomitment secara terfokus untuk selalu berkarya menghadirkan karya-karya lukisan berkualitas dan bermutu tinggi bagi para pecinta karya seni lukisan dimanapun berada.

Kami juga menghadirkan layanan bagi anda para pecinta karya lukisan, untuk order lukisan sesuai keinginan, dimana anda bisa order lukisan dengan model dan ukuran sesuai keinginan anda.

Lukisan berkelas dan berkualitas dari JAVADESINDO Art Gallery, dikonsep khusus untuk koleksi dan hiasan di setiap interior ruangan mewah hotel, rumah, kantor, apartment, dll. Memberikan nuansa sentuhan nilai seni tinggi, menghadirkan keindahan dan pesona seni dalam setiap interior ruangan untuk bernuansa lebih berkelas dan hangat.

Guna lebih memudahkan bagi para pecinta lukisan, Galeri kami memberikan kemudahan dimanapun anda berada untuk bisa memiliki dan menikmati karya-karya lukisan berkelas dan berkualitas, bisa langsung order lukisan via internet dengan aman, mudah dan praktis.

Didukung dengan layanan professional, pasti dan terpercaya dari JAVADESINDO Art Gallery, sehingga memastikan setiap order lukisan terkirim tepat waktu, terjamin aman selama pengiriman hingga sampai alamat tujuan, dan memberikan 100% jaminan kepuasan bagi konsumen, baik dalam hasil dan layanan lukisan.


***********************************
Model katalog lukisan banyak pilihan, informasi detail pemesanan, ukuran dan harga lukisan, silahkan kunjungi Galeri online khusus lukisan berkelas.



6.30.2011

>> TOP 10 PELUKIS MAESTRO LEGENDARIS INDONESIA

Berikut Top 10 Pelukis Maestro Legendaris Indonesia versi JAVADESINDO Art Gallery, diapresiasi berdasarkan talenta, kontribusi dan dedikasi para Pelukis dalam perkembangan bidang seni rupa khususnya karya seni lukis di Indonesia oleh para pengamat dan kritisi seni.

1. RADEN SALEH ( Semarang 1807 – 1880 )


Salah satu Pelukis Maestro Legendaris Indonesia pada era sebelum kemerdekaan, saat Indonesia masih dijajah Belanda. Raden Saleh merupakan salah satu Pelukis Maestro Indonesia yang diakui sebagai Pelukis kelas Dunia. Karya-karya lukisanya merupakan saksi sejarah, banyak menceritakan tentang situasi pada jaman perjuangan dan kehidupan masyarakat khususnya Jawa. Salah satu karya lukisanya yang terkenal adalah “Penangkapan Diponegoro”, Raden Saleh juga mendapat pengahargaan atas talenta karya seninya, sehingga Beliau mendapat beasiswa dari pemerintah Belanda untuk Studi di Negara Belanda dan Negara-negara Eropa lainya. Gaya aliran Lukisan saleh adalah gaya Naturalism, Realism dan Klasik.



Salah satu karya lukisan Raden Saleh berjudul " Berburu" media lukisan cat minyak diatas canvas, dikoleksi oleh Museum Mesdag, Belanda.





2. AFFANDI ( Cirebon 1907 – 1990 )


Merupakan salah satu Pelukis Maestro Legendaris Indonesia yang namanya telah mendunia karena karya-karya lukisan abstraknya yang unik dan berkarakter, dimana gaya lukisanya tersebut belum pernah ada, atau belum pernah diciptakan oleh pelukis sebelumya. Gaya aliran Lukisanya merupakan gaya baru dalam aliran lukisan modern khususnya ekspresionism. Karya-karya Lukisanya banyak mendapatkan apresiasi dari para pengamat seni baik dari dalam dan luar negeri, beliau aktif berpameran tunggal di Negara-negara seperti: Inggris, Eropa, Amerika dan India, pada masa Tahun 1950-an.


Affandi merupakan salah satu Pelukis yang paling produktif, dimana beliau telah menciptakan lebih dari 2 ribu lukisan selama hidupnya, karyanya telah tersebar diseluruh pelosok Dunia dan dikoleksi oleh para Kolektor kelas lokal dan Dunia.
Gaya aliran Lukisan Affandi adalah Abstrak yang masuk dalam bagian aliran ekspresionism.

Salah satu karya lukisan Affandi berjudul "Wajah - wajah putra Irian" , media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 98cm X 126cm, dibuat tahun 1974






3. BASUKI ABDULLAH ( Surakarta 1915 – 1993 )

Pelukis Maestro Legendaris Indonesia yang lahir di Surakarta, bakat dan talenta melukisnya yang luar biasa terlihat dari setiap karya Lukisanya, warna-warna yang terkombinasi matang, kehalusan goresan, kesempurnaan anatomi obyek dan komposisi obyek.

Basuki Abdullah semasa karirnya sebagai seorang Pelukis Maestro, pernah mengawali karirnya studi di Belanda, dan mengadakan perjalanan ke Negara-negar Eropa untuk memperdalam pengetahuanya tentang Seni rupa, diantaranya adalah Negara Prancis dan Italia, Negara asal dari para Pelukis Maestro kelas Dunia ( Picasso, Leonardo da Vinci, Renoir, Monet, Paul Gaugin, Dll. ).

Salah satu prestasinya yang mengharumkan nama Bangsa Indonesia di mata Dunia adalah kesuksesanya menjuarai lomba sayembara melukis pada waktu penobatan Ratu Yuliana (Belanda ) pada 6 September 1948, Basuki Abdullah menjadi juara dan berhasil menyingkirkan 87 Pelukis dari Eropa, beliau juga pernah diangkat menjadi Pelukis tetap di Istana Merdeka, dan karya-karyanya banyak menghiasi ruangan Istana Merdeka.

Semasa hidupnya Basuki Abdullah banyak menerima penghargaan baik dari dalam dan luar Negeri atas Dedikasinya dalam Dunia seni khususnya Lukisan, gaya aliran Lukisan Basuki Abdullah adalah Realism dan Naturalism.


Salah satu lukisan Basuk Abdullah berjudul " Diponegoro memimpin pertempuran " media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 150cm X 120cm, dibuat tahun 1940




4. HENDRA GUNAWAN ( Bandung 1918 – 1983 )

Hendra Gunawan lahir di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1918, dan Wafat di Denpasar, Bali. 17 Juli 1983.
Hendra Gunawan adalah seorang pelukis, penyair, pematung dan pejuang gerilya. Selama masa mudanya ia bergabung dengan tentara pelajar dan merupakan anggota aktif dari Poetera (Pusat Tenaga Rakyat) dan organisasi yang dipimpin oleh Sukarno dan lain-lain. Ia juga aktif dalam Persagi (Asosiasi Pelukis Indonesia, sebuah organisasi yang didirikan oleh S. Soedjojono dan Agus Djaya pada tahun 1938.

Hendra Gunawan memiliki komitmen dalam pandangan politiknya, mengabdikan hidupnya untuk memerangi kemiskinan, ketidak adilan dan kolonialisme. Dia dipenjara di Kebon Waru atas keterlibatannya di Institut Budaya Populer (Lekra), sebuah organisasi budaya yang berafiliasi dengan komunis sekarang sudah tidak berfungsi, Partai Indonesia (PKI). Penahanan Hendra Gunawan selama 13 Tahun dimulai pada tahun 1965 hingga tahun 1978. Selama di dalam penjara beliau tetap aktif berkarya membuat lukisan bertema tentang kehidupan masyarakat pedesaan pada jamanya, seperti: Panen Padi, berjualan buah, kehidupan nelayan, suasana panggung tari-tarian, dll. Hampir disemua Lukisanya berlatar belakang alam.


Dengan talenta sebagai seorang Pelukis senior dan memiliki karakter karya Lukisan yang khas, menjadikan namanya masuk dalam daftar Pelukis Maestro Legendaris ternama Indonesia.


Karakter Lukisan beliau sangat berani dengan ekspresi goresan cat tebal, dan ekspresi warna kontras apa adanya, karya Lukisanya banyak dikoleksi oleh para kolektor dalam negeri. Perjalanan Aliran Lukisan karya Hendra Gunawan pada awalnya adalah realism yang melukiskan tema-tema tentang perjuangan sebelum kemerdekaan, namun setelah era kemerdekaan, karya-karya lukisan ber metamorfosa kedalam aliran lukisan ekspresionism, tema-tema lukisanya tentang sisi-sisi kehidupan masyarakat pedesaan.




Salah satu lukisan karya Hendra Gunawan berjudul " Mencari kutu rambut " media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 84cm X 65cm, dibuat tahun 1953.






5. S. SUDJOJONO (Kisaran, Sumatera Utara 1913 - 1985


S. Sudjojono lahir di Kisaran, Sumatera Utara 14 Desember 1913 , dan wafat  di Jakarta 25 Maret 1985. Soedjojono lahir dari keluarga transmigran asal Pulau Jawa. Ayahnya, Sindudarmo, adalah mantri kesehatan di perkebunan karet Kisaran, Sumatera Utara, beristrikan seorang buruh perkebunan. Ia lalu dijadikan anak angkat oleh seorang guru HIS, Yudhokusumo. Oleh bapak angkat inilah, Djon (nama panggilannya) diajak ke Jakarta (waktu itu masih bernama Batavia) pada tahun 1925. Ia menamatkan HIS di Jakarta, lalu melanjutkan SMP di Bandung, dan menyelesaikan SMA di Perguruan Taman Siswa di Yogyakarta. Di Yogyakarta itulah ia sempat belajar montir sebelum belajar melukis kepada R.M. Pringadie selama beberapa bulan. Sewaktu di Jakarta, ia belajar kepada pelukis Jepang, Chioji Yazaki.

S. Sudjojono sempat menjadi guru di Taman Siswa seusai lulus dari Taman Guru di perguruan yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara itu. Ia ditugaskan oleh Ki Hajar Dewantara untuk membuka sekolah baru di Rogojampi, Banyuwangi, tahun 1931. Namun ia kemudian memutuskan untuk menjadi pelukis. Pada tahun 1937, ia ikut pameran bersama pelukis Eropa di Kunstkring Jakarya, Jakarta. Inilah awal namanya dikenal sebagai pelukis, Pada tahun itu juga ia menjadi pionir mendirikan Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi). Oleh karena itu, masa itu disebut sebagai tonggak awal seni lukis modern berciri Indonesia. Ia sempat menjabat sebagai sekretaris dan juru bicara Persagi. Selain sebagai pelukis, ia juga dikenal sebagai kritikus seni rupa pertama di Indonesia. Lukisanya memiliki karakter Goresan ekspresif dan sedikit bertekstur, goresan dan sapuan bagai dituang begitu saja ke kanvas. 


Pada periode sebelum kemerdekaan, karya lukisan S.Sudjojono banyak bertema tentang semangat perjuangan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajahan Belanda, namun setelah jaman kemerdekaan kemudian karya Lukisanya banyak bertema tentang pemandangan Alam, Bunga, aktifitas kehidupan masayarakat, dan cerita budaya.


Salah satu lukisan karya S. Sudjojono berjudul " Seko (perintis gerilya), media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 173,5cm X 194cm






6. POPO ISKANDAR ( Garut, Jawa Barat 1929 – 2000 )

Sang Pelukis Maestro ini terkenal dengan ciri khas Lukisan bertema kucing, dilukis dalam gaya ekspresionism bernuansa minimalis, cat tebal dan bertekstur. Salah satu alasan Popo Iskandar gemar melukis kucing, seperti yang pernah beliau ucapkan semasa hidup “ Tabiat kucing variatif, manja, binal dan buas, tapi penurut. Karena itu saya menyukainya” katanya. Dia juga melukis tema-tema binatang lainya seperti ayam dan harimau.

Lukisan Popo Iskandar banyak dikoleksi dan sekaligus dijadikan sebagai icon dalam rumah bergaya modern dan minimalis, karya-karya Lukisanya banyak mendapatkan apresiasi dari para pengamat seni, baik dalam dan luar negeri.

Salah satu lukisan karya Popo Iskandar berjudul " Kucing mata hijau ", media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 30cm X 40cm 




7. SRIHADI SOEDARSONO ( Solo 1931 )

Pelukis maestro asal Solo – Jawa Tengah, karya-karya Lukisanya merupakan saksi perjalanan sejarah yang beliau goreskan sejak jaman kemerdekaan hingga jaman modern, tema tentang perjuangan, kehidupan, alam dan cinta, semua terkumpul dalam karya-karya lukisanya, baik dalam sketsa maupun dalam karya lukisan dengan berbagai media.

Srihadi Soedarsono merupakan alumni ITB Tahun 1959, beliau juga mengenyam pendidikan di Ohio State University, Amerika Tahun 1960 – 1962. Belaiu pernah mengajar di ITB dan menjadi ketua Institut Seni Jakarta.

Srihadi Soedarsono termasuk pelukis produktif, yang banyak menciptakan karya-karya Lukisan berkualitas tinggi, dan sering mengadakan event pameran tunggal baik dalam dan luar negeri. Karyanya telah banyak dikoleksi kolektor berkelas, dan hingga saat ini lukisanya masih banyak diburu kolektor baik dalam dan luar negeri. Gaya aliran lukisan karya Srihadi Soedarsono masuk dalam gaya aliran lukisan modern kontemporer.


Salah satu lukisan karya Srihadi berjudul " Borobudur II ", media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 95cm X 140cm, dibuat tahun 1982




8. JOKO PEKIK ( Grobogan, Jawa Tengah 1938 )

Pernah mengenyam pendidikan ASRI di Jogja ( Akademi Seni Rupa Indonesia ) yang sekarang menjadi ISI ( Institut Seni Indonesia ), memiliki gaya dan karakter Lukisan yang khas, beliau banyak mengkritisi dalam tatanan kehidupan sosial melalui karya Lukisanya.

Perjalanan hidupnya merupakan petualangan getir menuju kesuksesan, karena kasus LEKRA beliau dikucilkan dari masyarakat, karya-karya lukisanya tidak dihargai hingga pada era reformasi beliau mulai menemukan secercah harapan. Karya-karyanya mulai diapresiasi oleh para pengamat seni, dan beberapa karya Lukisanya yang bertema “Celeng” mendapat apresiasi yang luar biasa dari para pengamat maupun para pecinta Lukisan, sehingga karya Lukisan Joko pekik mulai diburu banyak kolektor dengan harga tinggi. Gaya aliran lukisan karya Joko Pekik masuk dalam gaya aliran lukisan realisme sosialis.

Salah satu lukisan karya Djoko Pekik berjudul "Berburu celeng" lukisan seharga Rp. 1 Miliar, dibuat tahun 1998.





9. JEIHAN SUKMANTORO ( Solo 1938 )

Sebagai salah satu Pelukis senior dengan karya-karya lukisan figuratifnya yang khas dan unik, dimana selalu melukiskan figur manusia dengan mata hitam pekat, seolah mengandung makna dan misteri yang dalam.


Kini karya lukisan Jeihan seolah menemukan makna baru dalam tema yang lebih religius, yang mungkin terinspirasi dari perjalanan Hajinya beberapa Tahun yang lalu.

Lukisan karya Jeihan harganya terus merangkak naik seiring dengan naiknya kepopuleran nama dan karya-karya Lukisanya. Lukisan karya Jeihan termasuk dalam gaya aliran lukisan figurative modern.

Salah satu lukisan Jeihan berjudul "Gadis berbaju putih" media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 60cm X 49cm, dibuat tahun 1975



10. WIDAYAT ( Kutoarjo, Jawa Tengah 1919 – 2002 )


Salah satu Pelukis Maestro asal Kutoarjo – Jawa Tengah, sebagian besar karya Lukisanya bertemakan Flora dan Fauna, terinspirasi dari pengalamanya yang membekas pada Tahun 1939 saat beliau pernah bekerja sebagai mantri opnamer ( juru ukur ) pada bidang kehutanan di Palembang selama tiga Tahun, dari pengamatanya tentang alam, hewan dan tumbuhan selama beliau bekerja itulah yang mengilhami sebagain besar karya Lukisanya bertema tentang Alam, flora dan fauna dilukis dalam gaya batik kontemporer.

Sang Pelukis maestro Widayat mengasah talentanya di ASRI ( Akademi Seni Rupa Indonesia ) Jogja, yang di kemudian hari didaulat untuk mengajar di akademi seni rupa tersebut. Semasa hidupnya beliau sering mengadakan pameran baik tunggal ataupun kelompok, di dalam dan luar negeri ( Italy, Kuwait dan Singapura ). Beberapa penghargaan dibidang seni pernah disandangnya, atas dedikasinya dalam bidang seni rupa.

Salah satu lukisan karya Widajat berjudul " Kucing dan Ikan ", media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 58cm X 47cm, dibuat tahun 1989




*******************************************
Posting by: JAVADESINDO Art Gallery